Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) erupsi sebanyak tiga kali dengan tinggi letusan hingga mencapai 1 kilometer pada Rabu pagi.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 04.45 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter atau 1 km di atas puncak atau 4.676 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, Rabu pagi.
Menurut dia kolom abu vulkanik Gunung Semeru teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik.
Sebelumnya gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi pada pukul 02.36 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 mdpl.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 136 detik," tuturnya.
Erupsi Gunung Semeru pertama pada Rabu tercatat pada pukul pukul 00.33 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 mdpl).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik," katanya.
Ia menjelaskan gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Selanjutnya di luar jarak tersebut masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 04.45 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter atau 1 km di atas puncak atau 4.676 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, Rabu pagi.
Menurut dia kolom abu vulkanik Gunung Semeru teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik.
Sebelumnya gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi pada pukul 02.36 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 mdpl.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 136 detik," tuturnya.
Erupsi Gunung Semeru pertama pada Rabu tercatat pada pukul pukul 00.33 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 mdpl).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik," katanya.
Ia menjelaskan gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Selanjutnya di luar jarak tersebut masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024