Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan selama musim hujan volume sampah di Kota Mataram mengalami peningkatan hingga 3 ton per hari.
"Volume sampah sehari di Mataram biasanya sekitar 180-200 per hari, tapi selama musim hujan ada peningkatan sekitar 3 ton per hari," kata Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis.
Menurutnya, peningkatan volume sampah itu paling banyak bersumber dari saluran berupa sampah yang terbawa arus sungai dan berserakan di jalan ketika terjadi luapan air saluran.
"Sampah yang meluber ke jalan menjadi tugas kami, sedangkan kalau masih di saluran menjadi tanggung jawab Dinas PUPR," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, dengan peningkatan volume sampah itu DLH tidak menambah jumlah petugas, hanya memperpanjang jam kerja. Kebijakan itu diambil agar sampah-sampah yang ada di Kota Mataram bisa tetap ditangani dengan maksimal.
"Petugas yang shift kerjanya sebelumnya hanya sekali, sekarang ditambah menjadi dua kali," katanya.
Denny mengatakan untuk penanganan sampah selama musim hujan di Kota Mataram sejauh ini tidak ada kendala, hanya saja petugas terkendala pada pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
Kondisi itu terjadi karena jalur menuju lokasi pembuangan tidak menggunakan aspal, sehingga pada musim hujan jalan di atas atau lokasi pembuangan menjadi licin.
"Kondisi itu mempengaruhi proses pembuangan yang menjadi lebih lama dari biasanya," kata Nizar.
Sementara untuk penanganan sampah rumah tangga, kata dia, sejauh ini masih aman terkendali dan petugas roda tiga tetap melakukan pengangkutan selama musim hujan ini.
"Untuk sampah rumah tangga kami pastikan tetap tertangani maksimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Volume sampah sehari di Mataram biasanya sekitar 180-200 per hari, tapi selama musim hujan ada peningkatan sekitar 3 ton per hari," kata Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis.
Menurutnya, peningkatan volume sampah itu paling banyak bersumber dari saluran berupa sampah yang terbawa arus sungai dan berserakan di jalan ketika terjadi luapan air saluran.
"Sampah yang meluber ke jalan menjadi tugas kami, sedangkan kalau masih di saluran menjadi tanggung jawab Dinas PUPR," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, dengan peningkatan volume sampah itu DLH tidak menambah jumlah petugas, hanya memperpanjang jam kerja. Kebijakan itu diambil agar sampah-sampah yang ada di Kota Mataram bisa tetap ditangani dengan maksimal.
"Petugas yang shift kerjanya sebelumnya hanya sekali, sekarang ditambah menjadi dua kali," katanya.
Denny mengatakan untuk penanganan sampah selama musim hujan di Kota Mataram sejauh ini tidak ada kendala, hanya saja petugas terkendala pada pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
Kondisi itu terjadi karena jalur menuju lokasi pembuangan tidak menggunakan aspal, sehingga pada musim hujan jalan di atas atau lokasi pembuangan menjadi licin.
"Kondisi itu mempengaruhi proses pembuangan yang menjadi lebih lama dari biasanya," kata Nizar.
Sementara untuk penanganan sampah rumah tangga, kata dia, sejauh ini masih aman terkendali dan petugas roda tiga tetap melakukan pengangkutan selama musim hujan ini.
"Untuk sampah rumah tangga kami pastikan tetap tertangani maksimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024