Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku membuka peluang untuk menjadikan cabang olahraga tenis yang berada di bawah Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Maluku sebagai cabang olahraga prioritas menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028.
"Belum terlambat untuk berbenah diri bagi Pelti Maluku dalam mencari bibit atlet karena kalau kita tidak mempersiapkan bibit dari awal tahun ini maka tentu kita akan kesulitan dapat atlet berprestasi," kata Pengurus KONI Maluku Roy Mongie dalam musyawarah daerah untuk memilih kepengurusan baru Pelti Maluku di Kota Ambon, Sabtu.
"Musyawarah ini menjadi tonggak untuk pengembangan program termasuk di dalamnya pembinaan dari usia dini sampai persiapan atlet," katanya.
Menurutnya, dalam sistem olahraga selalu ada pembaruan di setiap cabang olahraga. Oleh sebab itu pihaknya berharap Pelti dapat memperbaiki diri untuk meraih prestasi di masa yang akan datang.
"Setelah ini kami akan membicarakan tentang bagaimana pembinaan ke seluruh atlet cabang olahraga khususnya tenis itu sendiri," kata dia.
"Dalam lima tahun ke belakang kami belum bisa memberikan yang berarti buat Pelti karena dari sisi perencanaan KONI lebih mengarah pada cabang olahraga prioritas berdasarkan perolehan medali di PON. Tapi kami yakin ke depan dengan perhatian KONI dan semua pihak, Pelti dapat memberikan prestasi yang baik bagi Maluku," tuturnya.
Sementara itu Ketua Pelti Maluku Demisioner Adolof Saleky membenarkan hal tersebut. Dikatakannya bahwa terkait dengan sumbangsih KONI dan pemerintah, selama ini hanya lebih banyak memperhatikan cabang olahraga yang sudah berprestasi, sementara tenis belum masuk dalam kategori itu.
"Kita punya pembinaan atlet sebenarnya bagus, namun atlet kita banyak yang tidak bertahan di cabang olahraga ini karena kekurangan turnamen. Oleh sebab itu saya coba membangun suatu nilai di Pelti bahwa menduduki jabatan jangan terlalu lama. Artinya harus ada regenerasi karena dengan begitu otomatis program pembinaan akan berkembang," tutur Adolof.
Ia mengaku bahwa kekurangan Pelti Maluku sendiri yakni masih mengolah organisasi dengan swadaya. Sebagai contoh pihaknya mengirim tim Pra-PON ke Medan dengan biaya patungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024