Kuala Lumpur (Antara Kalbar - Kerugian maskapai penerbangan Malaysia Airlines meningkat karena hilangnya MH370 lebih dua bulan lalu sehingga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan maskapai yang berumur 76 tahun ini.
Kerugian bersih perusahaan naik 59% menjadi US$138 juta atau Rp157 miliar pada periode Januari-Maret.
Ini adalah kerugian per kuartal selama lima periode berturut-turut.
Perusahaan menyatakan penyebabnya adalah "masalah operasi" dan "reaksi negatif".
Tetapi para penanam modal tidak menganggap penting informasi ini. Harga saham tetap naik 2,4%.
Hanya 30% dari Malaysia Airlines dapat dibeli bebas di pasar modal Kuala Lumpur.
Sisanya dimiliki perusahaan investasi pemerintah Khazanah Nasional.
Dari 30% yang diperdagangkan di pasar modalKlik Malaysia, sebagian besar dimiliki dana pensiun negara dan badan-badan lain.
Hanya sedikit saham yang dapat diperdagangkan penanam modal eceran.
Tetapi secara umum, perusahaan kehilangan lebih 40% dari nilai pasar tahun ini.
MH370 hilang tanggal 8 Maret dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing memicu operasi pencarian yang masih berlangsung dan kemungkinan akan memakan biaya jutaan dolar.
Krisis ini menyebabkan tingginya jumlah pembatalan dan merusak citra Malaysia Airlines, termasuk penurunan pembelian dari Cina sebesar 60%.