Riyadh (Antara Kalbar) - Arab Saudi akan melakukan uji virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) terhadap unta di negara kerajaan itu, kata Menteri Pertanian, sehari setelah kajian memperkuat dugaan keterkaitan binatang tersebut dengan infeksi virus mematikan itu pada manusia.
Di Arab Saudi tercatat 691 kasus positif MERS, termasuk 284 yang berakhir dengan kematian, sejak virus tersebut pertama kali terlacak dua tahun lalu.
Para ilmuwan telah mengatakan berbulan-bulan sebelumnya bahwa unta merupakan sumber penularan paling mungkin dari hewan ke manusia.
Sebuah studi kasus yang dipublikasikan, Rabu terhadap seorang lelaki Arab Saudi yang meninggal akibat penyakit itu tahun lalu, mendukung dugaan tersebut, kata ilmuwan.
Menteri Pertanian Fahad Balghunaim mengatakan program untuk mendaftar dan menghitung jumlah ternak termasuk unta telah dimulai tahun lalu dan akan dipercepat, demikian dilaporkan harian berbahasa Inggris, Arab News.
Ia mengatakan semua ternak unta akan diuji MERS dan Otoritas Hidupan Liar Arab Saudi juga akan mengambil sampel unta-unta liar yang berkeliaran bebas di padang pasir, untuk mengetahui tingkat infeksi MERS pada populasi binatang yang lebih luas.
Unta impor juga akan diuji MERS dan dikarantina, katanya seperti dikutip Arab News.
Jurubicara Kementerian Pertanian tidak memberikan tanggapan segera atas isu tersebut.
Meskipun hubungan antara unta dan MERS pertama kali dikenali pada 2013, hingga Mei 2014 Kementerian Pertanian belum mengambil langkah.
Di pasar unta Riyadh, salah satu pasar terbesar di negara itu, pedagang, peternak, pemelihara dan bahkan dokter hewan mengatakan mereka tidak mengetahui hubungan antara binatang piaraan mereka dengan MERS, dan mengaku tidak pernah dihubungi oleh petugas pemerintah.
Sebuah laporan khusus Reuters pada Mei mengutip ilmuwan Barat yang mengatakan Arab Saudi tampak enggan bekerja sama dengan beberapa laboratorium spesalis seluruh dunia yang menawarkan bantuan untuk menyelidiki kemungkinan sumber penularan MERS dan mengetahui cara penyebarannya.
Penjabat Menteri Kesehatan Saudi menanggapi artikel tersebut dengan mengatakan kerajaan telah bekerja sama dengan organisasi kesehatan dunia dan akan melanjutkan kerja sama itu.
Virus MERS yang bisa menimbulkan gejala demam, batuk, napas pendek dan pneumonia juga diduga menular antar-manusia, demikia Reuters.