Bogor (Antara Kalbar) - Laporan IDC secara global pada 2016 menunjukkan
bahwa adopsi gelang pintar atau smartband lebih besar dibanding arloji
pintar atau smartwatch.
Meski demikian Product Marketing Samsung
Mobile Samsung Electronics Indonesia Seto Anggoro optimistis smartwatch
dapat bersaing di pasar Indonesia
"Penerimaan smartband lebih
besar mungkin karena smartband masuk ke Indonesia lebih awal," ujar dia
kepada ANTARA News, dalam media workshop di Bogor, Selasa (7/2).
Menurut
Seto, harga bukan menjadi alasan mengapa adopsi smartwatch lebih rendah
dibanding smartband, karena pada dasarnya keduanya memiliki target
pengguna yang berbeda.
Smartband ditujukan bagi mereka yang
lebih suka berolahraga, sementara smartwatch bagi mereka yang peduli
kesehatan, tapi ingin tampil lebih stylist dengan penggunaan arloji yang
memiliki fungsi lebih.
"Harusnya adopsi smartwatch akan naik
karena kami sendiri sudah mulai fokus tidak hanya pada smartband, tetapi
juga smartwatch," ujar Seto.
Hal itu, menurut Seto, terlihat dari angka penjualan smartwatch Samsung pada 2016 yang mulai meningkat.
Secara umum, Seto melihat, peta industri smartwatch di Indonesia, jauh lebih bagus dibanding dua tahun lalu.
"Sudah mulai meningkat pada 2016 karena tahun sebelumnya trial and error dulu. Tidak cuma Samsung, dengan banyak pemain membuktikan bahwa pasar untuk smartwatch ada," kata Seto.
"Indonesia pasar smartwatch yang cukup menjanjikan," sambung dia.
Sayangnya, Seto belum memiliki data marketshare arloji
pintar di pasar Indonesia di mana banyak pemain dari vendor teknologi
terkemuka mulai menginjakkan kaki di pasar smartwatch Indonesia.
Akhir
2015 Huawei memperkenalkan Huawei Watch W1 di Indonesia. Seperti
Samsung Gear, Watch W1 juga mengusung layar AMOLED bermateri kristal
safir, dilengkapi aplikasi penunjang kesehatan dengan sensor gerak yang
dapat memonitor denyut jantung.
Tak hanya Huawei, pada awal 2016,
perusahaan inovasi teknologi kesehatan Runtastic meluncurkan jam tangan
pintar analog bernama Moment.
Bisnis smartwatch Samsung sendiri,
menurut Seto, "Oke" jika dibandingkan dengan kompetitor. Meskipun
kontribusi smartwatch untuk bisnis Samsung sendiri secara keseluruhan
masih terbilang kecil.
"Untuk seluruh omzet Samsung smartwatch kontribusinya masih kecil. Kami masih mengenalkan ke pasar," ujar Seto.
"Di banding dengan smartwatch vendor lain, bisnis smartwatch Samsung oke lah," tambah dia.
Smartwatch akan bersaing dengan smartband
Rabu, 8 Februari 2017 9:48 WIB