Pontianak (ANTARA) - Malware merupakan nama dari sejumlah varian software berbahaya. Termasuk virus, ransomware, dan spyware. Malware biasanya terdiri dari code yang dikembangkan oleh pelaku serangan siber, dengan tujuan menyebabkan kerusakan data dan sistem atau digunakan untuk mendapatkan akses ke jaringan target.
Malware sebenarnya telah menjadi ancaman bagi individu dan perusahaan sejak awal 1970-an, ketika virus Creeper pertama kali muncul. Sejak itu, dunia telah diserang ratusan ribu varian malware yang berbeda, semua dengan tujuan untuk membuat gangguan dan kerusakan.
Apa yang dapat dilakukan Malware?
Malware akan melakukan serangan dengan berbagai pola yang berbeda, dari menuntu tebusan hingga mencuri data pribadi yang dimiliki oleh user.
Berikut ini merupakan beberapa jenis dan definisi malware:
1. Virus:
Mungkin jenis malware yang paling umum terjadi, virus berisi code jahat dan membuat user tidak mencurigainya. Bahkan virus melakukan eksekusi secara otomatis ketika pertama kali menginfeksi perangkat korbannya. Seperti virus biologi yang dapat menyebar dengan cepat dan luas, menyebabkan kerusakan fungsi inti sistem kekebalan tubuh. Virus malware dapat merusak file dan membuat user tidak dapat masuk ke perangkatnya.
2. Worms:
Worms menginfeksi layaknya seperti cacing dalam tubuh manusia, bermula dari satu mesin yang terinfeksi lalu mencari jalan melalui jaringan dan mencari mesin lainnya dengan tujuan melakukan penyebaran infeksi. Jenis malware worms, dapat menginfeksi seluruh perangkat jaringan dengan sangat cepat.
3. Spyware:
Spyware seperti namanya, dirancang untuk mematai-matai apa yang dilakukan oleh user. Bersembunyi di sistem sebuah perangkat, dan berjalan otomatis. Jenis malware ini akan mengumpulkan informasi tanpa diketahui user. Seperti: informasi kartu kredit, kata sandi dan informasi sensitif lainnya.
4. Trojans:
Kisahnya sama seperti tentara Yunani yang bersembunyi di kuda raksasa lalu melakukan serangan. Malware jenis ini, bersembunyi di dalam atau menyamarkan sebagai software yang legal lalu beraktifitas secara diam-diam. Trojans akan membuat backdoor sehingga memberikan malware jenis lain menjadi mudah mengakses sistem dari perangkat korbannya.
5. Ransomware:
Ransomware dikenal juga sebagai scareware, ransomware hadir dengan menuntut tebusan kepada korbannya. Ransomware mampu mengunci jaringan dan mengunci perangkat korbannya lalu meminta tebusan agar korban dapat menggunakan perangkat tersebut. Kemunculan ransomware menargetkan beberapa perusahaan dan organisasi besar di dunia, seperti rumah sakit, bank dan sebagainya.
Bagaimana Malware menyebar?
Setiap jenis malware memiliki cara unik untuk melakukan serangannya, ada malware yang membutuhkan kelalaian user untuk mengaktifkan malware tersebut. Malware ada yang dikirimkan melalui instant messaging atau media sosial, smartphone pun tak luput dari target serangan malware, disarankan agar user lebih hati-hati menggunakan perangkat pribadinya dan jangan sampai jadi korban serangan malware.
Cara Melindungi Diri dari Malware
Melindungi diri dari serangan malware dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: alat pelindung malware (software dan hardware), dan kewaspadaan dari user. Poin pertama mengenai alat pelindung malware, beberapa user masih ada yang belum memahami pentingnya menggunakan software dan hardware sebagai perlindungan dari serangan malware.
Biasanya, user tersebut akan sadar pentingnya melindungi dari serangan malware ketika sudah menjadi korban serangan malware. Poin kedua yang dapat memicu user menjadi korban malware adalah mudahnya dipengaruhi oleh godaan, sebagai contoh: ‘Klik Link untuk mendapatkan diskon 80% produk favorit di TokoMedia’. User yang mudah digoda pasti akan mengklik link tersebut, dan tanpa sadar akan masuk ke jebakan yang telah dibuat oleh peretas.
Edukasi merupakan cara terbaik untuk melindungi diri dari serangan malware, karna dengan edukasi maka user akan mengerti cara menggunakan perangkat dengan benar dan juga cara untuk antisipasi dari serangan malware. Kebijakan user yang baik dan menggunakan aplikasi anti-malware yang tepat untuk memantau jaringan, email dan aktivitas lain yang dapat membahayakan diri pribadi user dan juga perusahaan.
Perangkat yang dapat diserang Malware
Jika ada pertanyaan mengenai perangkat apa yang dapat diserang malware, maka jawabnya adalah tidak ada perangkat yang kebal terhadap malware. Perangkat Android dan Mac dapat menjadi sasaran serangan malware, sama seperti komputer dan laptop. Meskipun malware di iOS jarang terjadi, tetapi iPhone dan iPad rentan terhadap ancaman keamanan.
Malware yang menginfeksi perangkat Mac baru-baru ini cukup canggih, karena mampu untuk menghindari dari pendeteksian keamanan yang ada di perangkat Mac. Jenis malware tersebut dikenal sebagai CrescentCore, malware tersebut melakukan scanning di perangkat korban untuk beberapa software anti-virus yang umum digunakan.
Jika CrescentCore menemukan ada antivirus yang terpasang di perangkat korban, maka CrescentCore akan berhenti melakukan aktivitas serangan dengan tujuan untuk menghindari deteksi keamanan. Perangkat seluler Android dan iOS dapat juga terinfeksi malware, beberapa jenis malware khusus seluler tersebar melalui SMS dan email.
Bagaimana pengguna mengetahui perangkatnya telah terinfeksi?
Berikut ini merupakan beberapa gejala yang menunjukkan adanya malware di perangkat user:
1. Perangkat mulai berjalan lebih lambat dari biasanya:
Jika user telah melihat perangkat menjadi lambat tanpa penyebab yang jelas, ada kemungkinan disebabkan oleh malware. Saat malware mengambil alih resources untuk melakukan processing di perangkat user, maka resources yang ada di perangkat user akan semakin sedikit.
2. Penyimpanan yang tersedia menjadi berkurang:
Beberapa jenis malware akan mengunduh dan menginstal file dan konten tambahan ke perangkat korbannya, hal tersebut akan menyebabkan penurunan drastis jumlah penyimpanan di perangkat korbannya.
3. Pop-ups dan program yang tidak diinginkan muncul di perangkat:
Poin ketiga merupakan indikator terkuat bahwa perangkat mengalami infeksi malware dan jika di perangkat user muncul iklan pop-up atau ada software baru yang tiba-tiba ada padahal user tidak melakukan installasi software tersebut, kemungkinan malware yang menjadi penyebabnya.
Kinerja perangkat yang lambat dan ruang penyimpanan yang berkurang, tidak selalu bentuk dari serangan malware. Seiring waktu, user akan merasa perangkat yang digunakan telah penuh dengan file yang tidak diperlukan, disarankan agar rutin melakukan penghapusan secara rutin untuk file yang tidak digunakan lagi dan juga melakukan backup ke cloud storage atau ke laptop, komputer, dan external storage. Sehingga kinerja dari perangkat akan kembali normal.
Apakah mungkin untuk menghapus malware?
Beberapa kasus, user dapat menghapus malware dan memulihkan perangkat yang digunakan menjadi normal kembali. User dapat mengikuti langkah-langkah panduan dari penyedia software antivirus atau anti-malware untuk melakukan penghapusan malware dari Mac, Windows, Android, dan iOS.
Malware ada yang sangat sulit untuk dihapus dan alat penghapusan malware merupakan solusi termudah dan paling dapat diandalkan untuk memastikan bahwa malware hilang selamanya dari perangkat yang digunakan oleh user. Perangkat lunak anti-malware dirancang khusus untuk secara otomatis mendeteksi malware dan menghapusnya dari perangkat user yang terinfeksi malware.
Oleh karena itu disarankan untuk pengguna perangkat elektronik yang terhubung dengan internet diharapkan lebih waspada, jangan asal klik dan terima file, mengunduh lampiran email, ataupun mengunduh aplikasi, dan berbagai jenis file lainnya dari sumber yang tidak terpercaya. Bisa jadi, file tersebut telah disusupi malware oleh penjahat siber dan berdampak perangkat Anda dapat dieksploitasi oleh pelaku kejahatan siber.
Mengenal malware dan segala "pesonanya"
Kamis, 9 September 2021 11:50 WIB