Pontianak (ANTARA) - Menjelang perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina tahun 2022, produsen kue keranjang atau makanan khas masyarakat Tionghoa di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat kebanjiran pesanan.
"Pesanan kue keranjang dalam satu minggu terakhir ini cukup banyak, bahkan yang membeli atau pesan tidak hanya masyarakat Tionghoa dari Kota Pontianak dan Kalbar saja, melainkan juga ada dari Jakarta dan dari sejumlah kota lainnya," kata Tan Joe Lie salah seorang pengrajin kue keranjang di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan, kue keranjang merupakan panganan khas setiap warga Tionghoa yang merayakan Imlek, karena dipercaya dengan rasanya yang manis maka akan membawa keberuntungan bagi yang memakannya maupun yang menyediakannya.
"Menjelang perayaan Imlek merupakan berkah tersendiri bagi kami produsen kue keranjang dalam mencari rezeki," kata Tan Joe Lie yang merupakan generasi ketiga pembuat kue keranjang di Jalan Veteran, Gang Syukur III tersebut.
Dia menambahkan, agar pesanan bisa dipenuhi tepat waktu, maka pihaknya menambah tenaga kerja dan juga menambah jam kerja.
"Pembuatan kue keranjang memang memerlukan waktu yang cukup panjang, mulai dari menyediakan ketan, gula merah, kemudian dicetak dalam wadah kaleng khusus, lalu dimasak dengan cara "dikukus" hingga 13 jam lamanya," ungkapnya.
Menurut dia, produksi kue keranjang siap jual per harinya mencapai 70 kilogram, dan kalau dibanding tahun lalu ada penurunan sekitar 20 hingga 30 persen, dampak dari ekonomi masyarakat yang menurun karena COVID-19.
"Untuk harga jualnya berat satu kilogram seharga Rp25 ribu, kemudian berat setengah kilogram Rp15 ribuan, sehingga masyarakat tinggal memilihnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengeluhkan semakin tingginya harga bahan baku untuk membuat kue keranjang tersebut. "Tetapi kami tetap mempertahankan kualitas dan rasanya sehingga pelanggan tidak kecewa," ujarnya.
Sementara itu, Alex (50) salah seorang warga Tionghoa menyatakan, pihaknya selalu menghidangkan kue keranjang saat merayakan Imlek. "Tanpa adanya kue keranjang, maka terasa kurang lengkap dalam merayakan Imlek," ujar ayah tiga anak tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan saat merayakan Imlek, warga Tionghoa dengan menyantap dan membagikan kue keranjang dengan harapan mendapat berkah dan kemakmuran sepanjang tahun. "Kue keranjang juga biasanya digunakan sebagai sesaji kepada leluhur pada tujuh hari menjelang Imlek," ujarnya.
Sementara, bentuk kue keranjang yang bulat, dan terbuat dari tepung ketan yang teksturnya lengket dipercaya sebagai lambang persaudaraan atau kekeluargaan yang hidup dalam kerukunan dan kesetiaan, serta hubungan yang erat dan saling tolong menolong dalam menghadapi tahun yang baru.
"Untuk rasanya yang manis melambangkan rasa suka cita, kegembiraan serta harapan akan kehidupan berjalan lancar di tahun yang baru mendatang," katanya.