Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan Gerakan Merdeka Belajar merupakan milik masyarakat dan setiap elemen bangsa Indonesia.
"Program Merdeka Belajar telah menjadi gerakan besar dan berkelanjutan, menjadi milik masyarakat dan setiap elemen untuk ekosistem pendidikan dan kebudayaan," kata Kepala Biro Hukum Kemendikbudristek Ineke Indraswati di Jakarta, Sabtu.
Hal itu disampaikan saat membuka kegiatan semarak Bulan Merdeka Belajar Provinsi Jakarta yang dilaksanakan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) DKI Jakarta dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, 25-27 Mei 2024.
Gerakan Merdeka Belajar menghadirkan pengalaman proses pembelajaran yang menyenangkan dan memberdayakan siswa untuk bereksplorasi. Sementara para guru dilatih agar lebih berdaya guna bergerak bersama kepala sekolah untuk menciptakan kurikulum terbaik sesuai karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa.
"Kini guru-guru mampu menjadi pemimpin pembelajaran dengan menciptakan proses belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan," ujarnya.
Mengenai Hardiknas, Ineke menjelaskan Ki Hajar Dewantara telah memperjuangkan hak pendidikan bagi seluruh kalangan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia sangat menghargai warisan dan prinsip-prinsip yang ditanamkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam mewujudkan sistem pendidikan di Indonesia.
"Kami memiliki semangat untuk terus meningkatkan mutu dan aksesibilitas pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia," ujarnya.
Tanggal 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara, ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Hal itu menjadi momentum penting bagi semua pihak, yang bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
"Momentum itu untuk menghargai peran pendidikan dalam membangun bangsa, merefleksikan pencapaian, mengevaluasi semua tantangan dan merumuskan langkah-langkah strategis menuju pendidikan yang lebih baik bagi semua anak bangsa," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPMP Jakarta Moch Salim Somad mengatakan untuk mewujudkan pendidikan unggul dan berkualitas di seluruh Indonesia, perlu adanya semangat gotong royong dari seluruh unsur.
"Dengan semangat gotong royong, Insyaallah kita dapat melahirkan peserta didik yang berkualitas, yang mampu bersaing dengan negara lain," katanya menegaskan.
Menurut dia, program Merdeka Belajar yang diinisiasi Mendikbudristek dan sudah diimplementasikan sampai saat ini ditujukan untuk mendorong transformasi pendidikan. Merdeka belajar bukan hanya simbol, slogan, melainkan sebagai upaya untuk mewujudkan kemerdekaan dalam belajar.
"Jadi, memungkinkan peserta didik untuk pertama mengembangkan kebebasan untuk berpikir, berekspresi, berkarya, dan mengeksplorasi potensi yang ada dalam diri mereka," katanya menegaskan.