Jakarta (ANTARA Kalbar) - Organisasi multistakeholder international, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) melansir produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat (Certified Sustainable Palm Oil/CSPO) telah mencapai enam juta ton metrik dalam 4 tahun.
Menurut siaran pers RSPO yang diterima ANTARA, Jumat, tingkat pertumbuhan yang demikian besar merupakan pencapaian luar biasa pada komoditas yang berkelanjutan dan menjadi batu pijakan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Round on Sustainable Palm Oil (RSPO) Darrel Webber dalam laman RSPO mengatakan, Indonesia menjadi negara yang memiliki pertumbuhan produksi sawit berkelanjutan bersertifikat tercepat dan telah melampaui Malaysia, baik dari sisi volume maupun area produksi.
RSPO mencatat, pertumbuhan rata-rata setiap tahun mencapai 20 persen.
Sampai saat ini terdapat 146 pabrik pengolahan kelapa sawit yang bersertifikasi. Sedangkan pada kuartal pertama 2012, terdapat 11 pabrik pengolahan kelapa sawit baru yang resmi tersertifikasi.
Selain di Indonesia dan Malaysia, terdapat pula peningkatan jumlah sertifikasi dari Papua Nugini, Pulau Solomon, Amerika Latin dan Afrika Barat.
(M041)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Menurut siaran pers RSPO yang diterima ANTARA, Jumat, tingkat pertumbuhan yang demikian besar merupakan pencapaian luar biasa pada komoditas yang berkelanjutan dan menjadi batu pijakan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Round on Sustainable Palm Oil (RSPO) Darrel Webber dalam laman RSPO mengatakan, Indonesia menjadi negara yang memiliki pertumbuhan produksi sawit berkelanjutan bersertifikat tercepat dan telah melampaui Malaysia, baik dari sisi volume maupun area produksi.
RSPO mencatat, pertumbuhan rata-rata setiap tahun mencapai 20 persen.
Sampai saat ini terdapat 146 pabrik pengolahan kelapa sawit yang bersertifikasi. Sedangkan pada kuartal pertama 2012, terdapat 11 pabrik pengolahan kelapa sawit baru yang resmi tersertifikasi.
Selain di Indonesia dan Malaysia, terdapat pula peningkatan jumlah sertifikasi dari Papua Nugini, Pulau Solomon, Amerika Latin dan Afrika Barat.
(M041)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012