Tanjungpinang
(ANTARA Kalbar) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan ekspor sayuran dan
buah-buahan ke Singapura cenderung menurun, meski dalam kesepakatan
bilateral disepakati akan memasok 30 persen kebutuhan buah dan sayur
pada 2014.
"Sekarang masih di bawah 10 persen, bahkan masih cenderung menurun hingga 6 persen," kata Suswono saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Toapaya, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu.
Pemicu menurunnya ekspor sayur dan buah itu menurut Menteri karena banyaknya penghentian ekspor di tenggah jalan, walaupun sudah ada kesepahaman sebelumnya.
"Akar permasalahannya harus dicari dan diselesaikan," katanya.
Menteri mengatakan, pihaknya optimistis bisa mencapai target 30 persen seperti yang telah disepakati dengan melakukan berbagai pola pengembangan dan kerjasama pemenuhan kebutuhan sayur dan buah untuk Singapura itu.
"Salah satunya dengan mengajak investor Singapura untuk berinvestasi, agar mereka bertanggungjawab menyerap produknya dan tidak terulang lagi pemutusan ekspor secara sepihak," kata Menteri.
Menurut Menteri, Kabupaten Bintan yang cukup dekat dengan Singapura mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah negara jiran itu.
"Bintan memiliki potensi yang besar, tidak asa alasan buat kita untuk bersaing dengan China dan Thailand untuk memenuhi kebutuhan pasar Singapura, apalagi jarak transportasi Bintan ke Singapura sangat dekat," katanya.
Kabupaten Bintan sebelumnya telah dua kali melakukan ekspor sayur ke Singapura, namun terhenti di tengah jalan karena penghentian sepihak dari Singapura.
Untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah Singapura itu, Pemkab Bintan kembali menandatangani kerja sama dengan investor asal Singapura yang langsung disaksikan Menteri Pertanian Suswono dan Gubernur Kepulaun Riau, Muhammad Sani.
"Diharapkan dengan adanya kesepahaman ini, ekspor buha dan sayur ke Singapura bisa berjalan lancar dan tidak ada lagi penghentian sepihak," kata Menteri.
Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani mengatakan, saat ini kontribusi Kepri untuk sektor pertanian baru 2 persen walaupun pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.
"Kami akan tetap berupaya meningkatkan kontribusi dari sektor pertanian hingga 6 persen," ujar Sani yang menyebut sektor industri masih dominan memberikan kontribusi hingga 50 persen. (HKY/B008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Sekarang masih di bawah 10 persen, bahkan masih cenderung menurun hingga 6 persen," kata Suswono saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Toapaya, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu.
Pemicu menurunnya ekspor sayur dan buah itu menurut Menteri karena banyaknya penghentian ekspor di tenggah jalan, walaupun sudah ada kesepahaman sebelumnya.
"Akar permasalahannya harus dicari dan diselesaikan," katanya.
Menteri mengatakan, pihaknya optimistis bisa mencapai target 30 persen seperti yang telah disepakati dengan melakukan berbagai pola pengembangan dan kerjasama pemenuhan kebutuhan sayur dan buah untuk Singapura itu.
"Salah satunya dengan mengajak investor Singapura untuk berinvestasi, agar mereka bertanggungjawab menyerap produknya dan tidak terulang lagi pemutusan ekspor secara sepihak," kata Menteri.
Menurut Menteri, Kabupaten Bintan yang cukup dekat dengan Singapura mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah negara jiran itu.
"Bintan memiliki potensi yang besar, tidak asa alasan buat kita untuk bersaing dengan China dan Thailand untuk memenuhi kebutuhan pasar Singapura, apalagi jarak transportasi Bintan ke Singapura sangat dekat," katanya.
Kabupaten Bintan sebelumnya telah dua kali melakukan ekspor sayur ke Singapura, namun terhenti di tengah jalan karena penghentian sepihak dari Singapura.
Untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah Singapura itu, Pemkab Bintan kembali menandatangani kerja sama dengan investor asal Singapura yang langsung disaksikan Menteri Pertanian Suswono dan Gubernur Kepulaun Riau, Muhammad Sani.
"Diharapkan dengan adanya kesepahaman ini, ekspor buha dan sayur ke Singapura bisa berjalan lancar dan tidak ada lagi penghentian sepihak," kata Menteri.
Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani mengatakan, saat ini kontribusi Kepri untuk sektor pertanian baru 2 persen walaupun pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.
"Kami akan tetap berupaya meningkatkan kontribusi dari sektor pertanian hingga 6 persen," ujar Sani yang menyebut sektor industri masih dominan memberikan kontribusi hingga 50 persen. (HKY/B008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012