Pontianak (ANTARA Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis berharap pelaksanaan Pekan Gawai Dayak yang selama ini selalu dipusatkan di Pontianak, selanjutny diadakan secara bergilir pada setiap kabupaten/kota di provinsi tersebut.
"Gawai sebaiknya tidak dipusatkan di Pontianak, tetapi digilir. Kalau di Pontianak terus, maka yang untung orang Pontianak saja. Kasih kesempatan kepada kabupaten atau kota lainnya," kata Cornelis saat membuka Pekan Gawai Dayak ke-27 di Rumah Betang Panjang di Pontianak, Minggu.
Dia mengatakan, sewaktu-waktu Gawai Dayak bisa diadakan di Kota Singkawang, Sanggau, atau pun daerah lainnya. Supaya orang bisa juga berbelanja di daerah tersebut. Ini untuk memberikan kesempatan kepada kota penyelenggara agar dapat mengembangkan perekonomian setempat.
"Sekarang yang untung orang Pontianak. Kalau setiap orang bawa minimal Rp500 ribu untuk Gawai, mereka belanja macam-macam di Pontianak. Jadi jangan diberi nyaman saja Pontianak, tetapi beri kesempatan kepada daerah lainnya juga," katanya.
Masih terkait Gawai Dayak tersebut, dia mengingatkan acara tersebut digelar setiap tanggal 20 Mei bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional supaya orang Dayak bisa bangkit dari kemiskinan. "Oleh pemerintah zaman dahulu ditetapkan tanggal 20, supaya tidak terjadi pemborosan dan supaya kita bisa menanam padi," katanya menambahkan.
Ini agar masyarakat Dayak tidak pesta terus-menerus yang mengakibatkan pemborosan.
Menurut Cornelis, dewasa ini panen padi bisa terjadi tiga kali dalam setahun, maka saat ini ada revolusi tanaman pangan. Namun di sisi lain, ada pula masyarakat Dayak yang memiliki tanah beratus-ratus hektare namun ternyata tidak bisa makan. Ini ironis sekali, katanya.
"Kalau tak ada pangan, tentu kita tak ada Gawai," katanya mengingatkan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) Kalbar, Tarsisius Ifan Sabandap, meminta Gubernur Cornelis dalam memimpin daerah ini untuk berlaku adil kepada masyarakat Kalbar. Seperti bunyi salah satu potongan falsafah Dayak "Adil Ka`talino" yang artinya adil kepada sesama manusia.
Berkaitan dengan Gawai Dayak tersebut, menurut dia, sebanyak 44 sanggar kesenian yang tergabung dalam Sekberkesda, sejak 26 tahun lalu sudah aktif terlibat dalam penyelenggaraan pesta ungkapan syukur kepada Jubata atas keberhasilan panen padi tersebut. "Hingga kini pun kami tetap berperan melestarikan kearifan lokal tersebut," katanya lagi.
Gawai Dayak merupakan ungkapan syukur kepada Jubata karena memberikan napas bagi kehidupan, kata dia. Gawai Dayak ke-27 Kalbar akan berlangsung sejak 20 Mei hingga 25 Mei mendatang.
Selain acara kesenian dan kebudayaan, panitia juga menyiapkan penghargaan kepada generasi muda Dayak yang berprestasi di bidang kesenian dan olahraga. Tahun ini panitia menyiapkan penghargaan untuk Daud "Cino" Yordan yang belum lama ini memperoleh penghargaan tinju kelas bulu tingkat internasional.
Adapun rangkaian kegiatan dalam Pekan Gawai Dayak, meliputi, upacara pembuka Ngampar bide, seminar seni dan budaya Dayak, sejumlah lomba meliputi tarian kreasi Dayak, Pop Singer, sastra lisan, melukis perisai, upacara adat, berbalas pantun, sumpit, menganyam manik, memahat patung, permainan gasing, menumbuk dan menampik padi, busana Dayak, memasak makanan lokal, pemilihan bujang dan dara Gawai, dan pameran dan stan makanan khas Dayak.
(N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Gawai sebaiknya tidak dipusatkan di Pontianak, tetapi digilir. Kalau di Pontianak terus, maka yang untung orang Pontianak saja. Kasih kesempatan kepada kabupaten atau kota lainnya," kata Cornelis saat membuka Pekan Gawai Dayak ke-27 di Rumah Betang Panjang di Pontianak, Minggu.
Dia mengatakan, sewaktu-waktu Gawai Dayak bisa diadakan di Kota Singkawang, Sanggau, atau pun daerah lainnya. Supaya orang bisa juga berbelanja di daerah tersebut. Ini untuk memberikan kesempatan kepada kota penyelenggara agar dapat mengembangkan perekonomian setempat.
"Sekarang yang untung orang Pontianak. Kalau setiap orang bawa minimal Rp500 ribu untuk Gawai, mereka belanja macam-macam di Pontianak. Jadi jangan diberi nyaman saja Pontianak, tetapi beri kesempatan kepada daerah lainnya juga," katanya.
Masih terkait Gawai Dayak tersebut, dia mengingatkan acara tersebut digelar setiap tanggal 20 Mei bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional supaya orang Dayak bisa bangkit dari kemiskinan. "Oleh pemerintah zaman dahulu ditetapkan tanggal 20, supaya tidak terjadi pemborosan dan supaya kita bisa menanam padi," katanya menambahkan.
Ini agar masyarakat Dayak tidak pesta terus-menerus yang mengakibatkan pemborosan.
Menurut Cornelis, dewasa ini panen padi bisa terjadi tiga kali dalam setahun, maka saat ini ada revolusi tanaman pangan. Namun di sisi lain, ada pula masyarakat Dayak yang memiliki tanah beratus-ratus hektare namun ternyata tidak bisa makan. Ini ironis sekali, katanya.
"Kalau tak ada pangan, tentu kita tak ada Gawai," katanya mengingatkan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) Kalbar, Tarsisius Ifan Sabandap, meminta Gubernur Cornelis dalam memimpin daerah ini untuk berlaku adil kepada masyarakat Kalbar. Seperti bunyi salah satu potongan falsafah Dayak "Adil Ka`talino" yang artinya adil kepada sesama manusia.
Berkaitan dengan Gawai Dayak tersebut, menurut dia, sebanyak 44 sanggar kesenian yang tergabung dalam Sekberkesda, sejak 26 tahun lalu sudah aktif terlibat dalam penyelenggaraan pesta ungkapan syukur kepada Jubata atas keberhasilan panen padi tersebut. "Hingga kini pun kami tetap berperan melestarikan kearifan lokal tersebut," katanya lagi.
Gawai Dayak merupakan ungkapan syukur kepada Jubata karena memberikan napas bagi kehidupan, kata dia. Gawai Dayak ke-27 Kalbar akan berlangsung sejak 20 Mei hingga 25 Mei mendatang.
Selain acara kesenian dan kebudayaan, panitia juga menyiapkan penghargaan kepada generasi muda Dayak yang berprestasi di bidang kesenian dan olahraga. Tahun ini panitia menyiapkan penghargaan untuk Daud "Cino" Yordan yang belum lama ini memperoleh penghargaan tinju kelas bulu tingkat internasional.
Adapun rangkaian kegiatan dalam Pekan Gawai Dayak, meliputi, upacara pembuka Ngampar bide, seminar seni dan budaya Dayak, sejumlah lomba meliputi tarian kreasi Dayak, Pop Singer, sastra lisan, melukis perisai, upacara adat, berbalas pantun, sumpit, menganyam manik, memahat patung, permainan gasing, menumbuk dan menampik padi, busana Dayak, memasak makanan lokal, pemilihan bujang dan dara Gawai, dan pameran dan stan makanan khas Dayak.
(N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012