Pontianak (ANTARA Kalbar) - Permasalahan yang dihadapi di Provinsi Kalbar sehingga konsumsi susu masih rendah yakni keterbatasan produksi susu.
"Akibat produksi susu masih rendah sehingga harga susu itu mahal, di Indonesia saja produksi susu hanya mampu memenuhi 25 persen kebutuhan pasar, sedangkan 75 persen sisanya masih di impor," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kehewanan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Selasa.
Alumnus Institut Pertanian Bogor itu menjelaskan, produksi susu di Kalbar per tahunnya hanya 77 ton saja.
Untuk itu, lanjut Manaf, dalam rangka memperingati Hari Minum Susu Nasional, sesuai dengan arahan gubernur Kalbar dalam waktu dekat ini akan dikeluarkan peraturan gubernur tentang perbaikan gizi anak-anak sekolah.
"Jadi nanti kita akan melaksanakan program Makan Telur di Sekolah (Maklurah) dan minum susu di sekolah, makan ikan dan minum vitamin," jelas Manaf.
(A057)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Akibat produksi susu masih rendah sehingga harga susu itu mahal, di Indonesia saja produksi susu hanya mampu memenuhi 25 persen kebutuhan pasar, sedangkan 75 persen sisanya masih di impor," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kehewanan Provinsi Kalbar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Selasa.
Alumnus Institut Pertanian Bogor itu menjelaskan, produksi susu di Kalbar per tahunnya hanya 77 ton saja.
Untuk itu, lanjut Manaf, dalam rangka memperingati Hari Minum Susu Nasional, sesuai dengan arahan gubernur Kalbar dalam waktu dekat ini akan dikeluarkan peraturan gubernur tentang perbaikan gizi anak-anak sekolah.
"Jadi nanti kita akan melaksanakan program Makan Telur di Sekolah (Maklurah) dan minum susu di sekolah, makan ikan dan minum vitamin," jelas Manaf.
(A057)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012