Denpasar (ANTARA Kalbar) - Sekelompok perempuan dari Negeri Sakura tampil berbinar mengenakan busana tari bergerak lincah di atas panggung, mengikuti irama gamelan, instrumen musik tradisional Bali yang mengiringinya.
Olah gerak tubuh yang disertai ekspresi jiwa itu menyuguhkan keindahan dan keagungan yang serasi dengan busana tari Bali yang dikenakan, sehingga sulit membedakan bahwa penarinya itu adalah warga negara asing.
Itulah penampilan Sanggar Tari Wyarihita Yokohama, Jepang, dalam ikut memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIV di gedung Ksiarnawa Taman Budaya Denpasar.
Sanggar tersebut dirintis Ni Wayan Deni Inaba (46), seorang wanita kelahiran Banjar Bila, Kecamatan Kututambahan, Kabupaten Buleleng, daerah pesisir utara yang pada tahun 1992 bersuamikan pria warga negara Jepang, Takahisa Inaba.
Pernik memberikan inspirasi dan kebebasan berekspresi kepada seniman dari berbagai negara di belahan dunia untuk untuk menciptakan beragam karya seni yang monumental.
Ni Wayan Deni memang mempunyai keterampilan memainkan intrumen gamelan dan tari Bal. Berumah tangga dengan pria Jepang, darah seninya tiada henti berdenyup menciptakan kreasi tari.
"Kesenangan dan keterampilan yang terpendam itulah yang mendasari untuk merintis Sanggar Tari Wyarihita atas persetujuan suami," ujar ibu dari seorang anak itu.
Keinginan untuk mendirikan sanggar itu disambut positif suaminya Takahisa Inaba, yang juga seorang fotografer, karena mempunyai visi dan misi yang sangat luhur, yakni membina dan mengembangkan kesenian Bali di Jepang.
Wanita Jepang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu rumah tangga, maupun wanita karier sangat tertarik untuk belajar tari Bali. Setiap hari melatih tidak kurang dari 50 siswa.
"Jika ditotal selama 20 tahun, sejak sanggar dirintis hingga sekarang berhasil mencetak lebih dari 400 seniman tari Bali di Negeri Sakura," tutur Deni Inaba yang masih pasif dengan bahasa ibu di tempat kelahirannya, Bali, meskipun tidak pernah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.
(I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Olah gerak tubuh yang disertai ekspresi jiwa itu menyuguhkan keindahan dan keagungan yang serasi dengan busana tari Bali yang dikenakan, sehingga sulit membedakan bahwa penarinya itu adalah warga negara asing.
Itulah penampilan Sanggar Tari Wyarihita Yokohama, Jepang, dalam ikut memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIV di gedung Ksiarnawa Taman Budaya Denpasar.
Sanggar tersebut dirintis Ni Wayan Deni Inaba (46), seorang wanita kelahiran Banjar Bila, Kecamatan Kututambahan, Kabupaten Buleleng, daerah pesisir utara yang pada tahun 1992 bersuamikan pria warga negara Jepang, Takahisa Inaba.
Pernik memberikan inspirasi dan kebebasan berekspresi kepada seniman dari berbagai negara di belahan dunia untuk untuk menciptakan beragam karya seni yang monumental.
Ni Wayan Deni memang mempunyai keterampilan memainkan intrumen gamelan dan tari Bal. Berumah tangga dengan pria Jepang, darah seninya tiada henti berdenyup menciptakan kreasi tari.
"Kesenangan dan keterampilan yang terpendam itulah yang mendasari untuk merintis Sanggar Tari Wyarihita atas persetujuan suami," ujar ibu dari seorang anak itu.
Keinginan untuk mendirikan sanggar itu disambut positif suaminya Takahisa Inaba, yang juga seorang fotografer, karena mempunyai visi dan misi yang sangat luhur, yakni membina dan mengembangkan kesenian Bali di Jepang.
Wanita Jepang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu rumah tangga, maupun wanita karier sangat tertarik untuk belajar tari Bali. Setiap hari melatih tidak kurang dari 50 siswa.
"Jika ditotal selama 20 tahun, sejak sanggar dirintis hingga sekarang berhasil mencetak lebih dari 400 seniman tari Bali di Negeri Sakura," tutur Deni Inaba yang masih pasif dengan bahasa ibu di tempat kelahirannya, Bali, meskipun tidak pernah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.
(I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012