London (ANTARA Kalbar) - Masyarakat Indonesia yang bermukim di daerah bagian Zurich, Swiss, menggelar acara Pasar Senggol di gedung Schutzenhaus Thalwil, pada akhir pekan.
Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah, kepada ANTARA London, Senin, menyebutkan, kegiatan Pasar Senggol itu digelar setiap tahun oleh masyarakat Indonesia yang ada di daerah Thalwil, satu setengah jam dari Kota Bern.
Pasar Senggol yang menjadi wisata kuliner bagi masyarakat Indonesia dan warga Swiss itu dihadiri Dubes RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo yang ikut mencicipi Rujak Cingur khas Surabaya.
Ketua penyalenggara, Chiquita de Nucio, mengatakan penyelenggaraan pasar senggol bertujuan memperkenalkan berbagai macam kuliner Indonesia kepada masyarakat Swiss. Selain itu Chiquita yang bersuamikan orang Italia mengatakan bahwa penyelenggaraan pasar senggol juga merupakan wadah berkumpulnya warga Indonesia yang sangat merindukan suasana pasar tradisional di Tanah Air.
Beragam jenis makanan khas Indonesia ditampilkan dalam acara yang di buka sejak pukul 11.00 dan berakhir pada jam enak sore. Pengunjung dapat memilih makanan dari berbagai macam daerah mulai nasi rames Jawa Barat yang terdiri atas nasi putih, empal, sambal jengkol, pepes tahu ataupun pete bakar, serta sambal terasi selain itu juga tersedia masakan Padang dan makanan khas Aceh seperti gulai Aceh.
Nasi Kapau banyak diminati pengunjung yang disiapkan Uni Lisda dari Padang bersuamikan orang Swiss, Selain itu juga tersedia ayam kemangi dari Sulawesi Utara serta Mpek mpek Palembang yang menjadi favorit pengunjung setia pasar senggol.
Selain kedai-kedai makanan pasar senggol juga menghadirkan stand kerajinan, batik, pakaian anak-anak bahkan ada juga stand yang menampilkan perhiasan mutiara yang didatangkan langsung dari Lombok yang mempunyai toko yang menjual perhiasan dari mutiara di Zurich .
Budiman mengatakan dalam acara Pasar senggol itu juga terdapat meja informasi KBRI Bern yang menyediakan berbagai macam informasi tentang tujuan wisata Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia yang hadir dapat pula meminta keterangan tentang proses pendaftaran, penggantian paspor di "Warung Konsuler" dan panduan dalam mengisi formulir.
Menurut Budiman, ada cerita lucu, Yanthi Sidler penjual nasi rames Jawa Barat berusaha dengan sabar menjelaskan tentang balado jengkol yang dijualnya karena si pembeli seorang masyarakat Swiss "ngotot" untuk dapat mencicipi jengkol.
Menurut Mohammad Budiman Wiriakusumah, pengunjung yang datang di acara pasar senggol merasa puas karena selain bisa menikmati berbagai makanan juga dapat berbelanja kue-kue khas Indonesia. Jajanan pasar seperti klepon, pastel, getuk lindri, arem arem, bolu pandan, kue sarabi dan masih banyak jenis kue lainnya diserbu pegunjung untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh kerabat dan keluarga lainnya.
(H-ZG)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah, kepada ANTARA London, Senin, menyebutkan, kegiatan Pasar Senggol itu digelar setiap tahun oleh masyarakat Indonesia yang ada di daerah Thalwil, satu setengah jam dari Kota Bern.
Pasar Senggol yang menjadi wisata kuliner bagi masyarakat Indonesia dan warga Swiss itu dihadiri Dubes RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo yang ikut mencicipi Rujak Cingur khas Surabaya.
Ketua penyalenggara, Chiquita de Nucio, mengatakan penyelenggaraan pasar senggol bertujuan memperkenalkan berbagai macam kuliner Indonesia kepada masyarakat Swiss. Selain itu Chiquita yang bersuamikan orang Italia mengatakan bahwa penyelenggaraan pasar senggol juga merupakan wadah berkumpulnya warga Indonesia yang sangat merindukan suasana pasar tradisional di Tanah Air.
Beragam jenis makanan khas Indonesia ditampilkan dalam acara yang di buka sejak pukul 11.00 dan berakhir pada jam enak sore. Pengunjung dapat memilih makanan dari berbagai macam daerah mulai nasi rames Jawa Barat yang terdiri atas nasi putih, empal, sambal jengkol, pepes tahu ataupun pete bakar, serta sambal terasi selain itu juga tersedia masakan Padang dan makanan khas Aceh seperti gulai Aceh.
Nasi Kapau banyak diminati pengunjung yang disiapkan Uni Lisda dari Padang bersuamikan orang Swiss, Selain itu juga tersedia ayam kemangi dari Sulawesi Utara serta Mpek mpek Palembang yang menjadi favorit pengunjung setia pasar senggol.
Selain kedai-kedai makanan pasar senggol juga menghadirkan stand kerajinan, batik, pakaian anak-anak bahkan ada juga stand yang menampilkan perhiasan mutiara yang didatangkan langsung dari Lombok yang mempunyai toko yang menjual perhiasan dari mutiara di Zurich .
Budiman mengatakan dalam acara Pasar senggol itu juga terdapat meja informasi KBRI Bern yang menyediakan berbagai macam informasi tentang tujuan wisata Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia yang hadir dapat pula meminta keterangan tentang proses pendaftaran, penggantian paspor di "Warung Konsuler" dan panduan dalam mengisi formulir.
Menurut Budiman, ada cerita lucu, Yanthi Sidler penjual nasi rames Jawa Barat berusaha dengan sabar menjelaskan tentang balado jengkol yang dijualnya karena si pembeli seorang masyarakat Swiss "ngotot" untuk dapat mencicipi jengkol.
Menurut Mohammad Budiman Wiriakusumah, pengunjung yang datang di acara pasar senggol merasa puas karena selain bisa menikmati berbagai makanan juga dapat berbelanja kue-kue khas Indonesia. Jajanan pasar seperti klepon, pastel, getuk lindri, arem arem, bolu pandan, kue sarabi dan masih banyak jenis kue lainnya diserbu pegunjung untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh kerabat dan keluarga lainnya.
(H-ZG)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012