Pontianak (ANTARA) - Peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya dilakukan serempak di seluruh Indonesia pada Selasa (6/1) belum dapat dinikmati oleh masyarakat di Kalimantan Barat karena harus ditunda akibat sejumlah kendala teknis, seperti verifikasi data penerima manfaat dan kesiapan mitra penyelenggara di Kalbar.
"Pelaksanaan Program MBG di Kalbar masih berada dalam tahap persiapan. Kami memperkirakan program ini baru dapat diluncurkan di Kalbar pada 13 sampai 20 Januari 2024," kata Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalimantan Barat, Firman Fahrozi, di Pontianak, Senin.
Firman menambahkan bahwa pihaknya bersama Badan Gizi Nasional (BGN) saat ini tengah memverifikasi data penerima manfaat yang meliputi balita, ibu hamil, dan anak-anak sekolah dari tingkat TK hingga SMA sederajat. Selain itu, persiapan dapur sehat dan peralatan makan berbahan ramah lingkungan menjadi prioritas utama.
"Mitra-mitra kami sedang mempersiapkan alat makan yang bisa digunakan ulang, seperti dari bahan stainless steel," tuturnya.
Firman menyebut bahwa peluncuran awal Program MBG di Kalbar akan dilakukan secara bertahap dengan cakupan beberapa sekolah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah dapur sehat dan mitra penyelenggara yang tersedia saat ini.
"Namun, targetnya, seluruh penerima manfaat di Indonesia, terutama anak-anak sekolah, akan mendapatkan program ini secara merata," katanya.
Sejauh ini, satu dapur sehat telah siap untuk mendukung pelaksanaan Program MBG di Kalbar. Dapur sehat tersebut berada di Kantor Babinsa Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.
Firman juga mengungkapkan rencana pemerintah Kabupaten Kubu Raya untuk membangun dapur sehat tambahan guna mengatasi kendala yang ada dan mempercepat implementasi Program MBG di wilayah tersebut.
"Pemkab Kubu Raya bahkan ikut membantu mengatasi kendala di dapur sehat Rasau Jaya serta berencana membangun dapur sehat lainnya untuk mendukung keberhasilan program ini," katanya.
Firman menegaskan bahwa program ini dirancang untuk memenuhi setidaknya 35 persen kebutuhan gizi harian setiap penerima manfaat. Pengawasan terhadap kandungan gizi makanan akan dilakukan oleh ahli gizi di setiap dapur yang berpartisipasi.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat, Rita Hastarita, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung implementasi Program MBG sesuai dengan tugas dan fungsi, termasuk penyediaan data siswa dan lokasi pelaksanaan kegiatan.
"Sebagai penerima manfaat, kami siap mensukseskan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi berupa data siswa dan lokasi kegiatan," tuturnya.
Program makan bergizi gratis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan keluarga prasejahtera, serta mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan dan pendidikan di Kalimantan Barat.