Pontianak (ANTARA Kalbar) - Puluhan anggota "Fishering Diving Club" dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB meneliti kondisi terumbu karang dan sosial ekonomi masyarakat di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, 2-18 Juli.
Menurut Ali Ibrahim, salah seorang peserta yang dihubungi dari Pontianak, Jumat, kegiatan bertajuk "Ekspedisi Zooxanthellae" itu ingin mencoba mengungkap potensi dasar laut di perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Ada sejumlah fakta yang kami temukan selama penelitian," kata dia.
Diantaranya kondisi perairan di pesisir pantai Paloh pada kedalaman 5 - 7 meter adalah substrat dasar pasir. Namun hal ini tidak menutup keberadaan beberapa karang yang unik, seperti karang berbentuk daun telinga (Euphyllia sp.), karang otak (Platygyra sp.), dan juga karang berwarna biru (Heliopora sp.).
"Karang yang ditemukan di dasar laut Paloh cukup beragam. Beberapa jenis di antaranya terserang penyakit seperti tertutup sedimen pasir atau lumpur, ada juga persaingan antara makro alga dan karang," kata Ali Ibrahim.
Temuan lain, meski jenis karang yang ditemukan beragam, namun ikan terumbu yang ada di pesisir pantai relatif sedikit.
Ia mengungkapkan, dari beberapa titik penyelaman hanya ditemukan 14 jenis ikan terumbu dengan ukuran yang relatif kecil. "Salah satu jenis ikan yang ditemukan di sini adalah ikan kakap yang juga merupakan ikan target konsumsi," kata Ali, mahasiswa Jurusan Budidaya itu.
Mereka juga menemukan siput laut (Nudibranch) dan cacing pipih dari fillum Plathyhelminthes. Ia yakin, kedua jenis biota ini sangat menarik dan menambah keindahan ekosistem terumbu karang di pesisir Pantai Paloh.
Selain itu, ditemukan pula cacing yang meliang di karang massive dan akan menyembunyikan diri jika terancam yang termasuk ke dalam fillum Annelida.
Anggota lainnya dari ekspedisi Riza Zamzami menyatakan menyebut tim juga menggelar acara Pendidikan Lingkungan Hidup yang bertujuan mengenalkan alam pesisir kepada siswa sekolah dasar.
"Ada pula lomba mewarnai untuk siswa sekolah dasar bertema kehidupan pesisir, Pelatihan Pemandu Wisata yang diberikan kepada Kelompok Sadar Wisata Temajuk (Pokdarwis). Ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terhadap wisatawan," kata dia.
Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan snorkeling kepada kelompok pemuda perbatasan agar lebih mengenal kekayaan alam bawah laut yang ada di Temajuk. "Terakhir dilaksanakan kegiatan pengenalan transplantasi karang dengan peserta masyarakat setempat," ujar Riza.
Sedangkan dari segi sosial ekonomi, mahasiswa perikanan ini menjumpai beberapa destinasi wisata, di antaranya Pantai Camar Bulan, Teluk Atong, Batu Pipih, Mercusuar-Batu Bejulang, gua, dan Pantai Balacan sebagai padang peneluran penyu.
Karakteristik pantai secara umum memiliki kemiringan pantai landai dan kedalaman yang relatif rendah dinilai unik mengingat kawasan pantai karena ditaburi bebatuan besar, vegetasi pohon kelapa, dan deretan rumah kayu. "Saat air laut surut, yang nampak adalah hamparan terumbu karang menyerupai bongkahan batu, lebar pantai seketika berubah seperti lintasan yang siap dijajaki sepeda di sore hari sambil menikmati perjalanan matahari kembali ke peraduannya," kata Satria Afnan Pranata, salah seorang mahasiswa Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan IPB.
Ia menyadari, Desa Temajuk mempunyai kekayaan wisata yang sangat banyak dan kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan yang tepat agar potensi tersebut dapat digunakan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap memerhatikan lingkungan.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Menurut Ali Ibrahim, salah seorang peserta yang dihubungi dari Pontianak, Jumat, kegiatan bertajuk "Ekspedisi Zooxanthellae" itu ingin mencoba mengungkap potensi dasar laut di perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Ada sejumlah fakta yang kami temukan selama penelitian," kata dia.
Diantaranya kondisi perairan di pesisir pantai Paloh pada kedalaman 5 - 7 meter adalah substrat dasar pasir. Namun hal ini tidak menutup keberadaan beberapa karang yang unik, seperti karang berbentuk daun telinga (Euphyllia sp.), karang otak (Platygyra sp.), dan juga karang berwarna biru (Heliopora sp.).
"Karang yang ditemukan di dasar laut Paloh cukup beragam. Beberapa jenis di antaranya terserang penyakit seperti tertutup sedimen pasir atau lumpur, ada juga persaingan antara makro alga dan karang," kata Ali Ibrahim.
Temuan lain, meski jenis karang yang ditemukan beragam, namun ikan terumbu yang ada di pesisir pantai relatif sedikit.
Ia mengungkapkan, dari beberapa titik penyelaman hanya ditemukan 14 jenis ikan terumbu dengan ukuran yang relatif kecil. "Salah satu jenis ikan yang ditemukan di sini adalah ikan kakap yang juga merupakan ikan target konsumsi," kata Ali, mahasiswa Jurusan Budidaya itu.
Mereka juga menemukan siput laut (Nudibranch) dan cacing pipih dari fillum Plathyhelminthes. Ia yakin, kedua jenis biota ini sangat menarik dan menambah keindahan ekosistem terumbu karang di pesisir Pantai Paloh.
Selain itu, ditemukan pula cacing yang meliang di karang massive dan akan menyembunyikan diri jika terancam yang termasuk ke dalam fillum Annelida.
Anggota lainnya dari ekspedisi Riza Zamzami menyatakan menyebut tim juga menggelar acara Pendidikan Lingkungan Hidup yang bertujuan mengenalkan alam pesisir kepada siswa sekolah dasar.
"Ada pula lomba mewarnai untuk siswa sekolah dasar bertema kehidupan pesisir, Pelatihan Pemandu Wisata yang diberikan kepada Kelompok Sadar Wisata Temajuk (Pokdarwis). Ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terhadap wisatawan," kata dia.
Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan snorkeling kepada kelompok pemuda perbatasan agar lebih mengenal kekayaan alam bawah laut yang ada di Temajuk. "Terakhir dilaksanakan kegiatan pengenalan transplantasi karang dengan peserta masyarakat setempat," ujar Riza.
Sedangkan dari segi sosial ekonomi, mahasiswa perikanan ini menjumpai beberapa destinasi wisata, di antaranya Pantai Camar Bulan, Teluk Atong, Batu Pipih, Mercusuar-Batu Bejulang, gua, dan Pantai Balacan sebagai padang peneluran penyu.
Karakteristik pantai secara umum memiliki kemiringan pantai landai dan kedalaman yang relatif rendah dinilai unik mengingat kawasan pantai karena ditaburi bebatuan besar, vegetasi pohon kelapa, dan deretan rumah kayu. "Saat air laut surut, yang nampak adalah hamparan terumbu karang menyerupai bongkahan batu, lebar pantai seketika berubah seperti lintasan yang siap dijajaki sepeda di sore hari sambil menikmati perjalanan matahari kembali ke peraduannya," kata Satria Afnan Pranata, salah seorang mahasiswa Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan IPB.
Ia menyadari, Desa Temajuk mempunyai kekayaan wisata yang sangat banyak dan kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan yang tepat agar potensi tersebut dapat digunakan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap memerhatikan lingkungan.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012