Pontianak (ANTARA Kalbar) - DPRD Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mengharapkan pemerintah pusat dapat melengkapi berbagai sarana infrastruktur pada Pos Lintas Batas (PLB) Nanga Badau.
"Jika selama ini banyak pihak yang menyatakan pemerintah Malaysia menghambat proses pembangunan PLB yang menghubungkan Nanga Badau, saya justru menilai justru pemerintah Indonesia yang belum siap," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Kapuas Hulu, Pilipus Piyan, Sabtu.
Karena bisa dilihat sendiri di lapangan, meski Malaysia baru membangun PLB di negaranya, namun berbagai fasilitas seperti jalan sudah sangat bagus, ujarnya.
Dia menilai, sebenarnya Malaysia yang sudah siap apabila PLB Badau dibuka. Sebaliknya, Indonesia hanya siap di mulut, sementara infrastrukturnya belum siap.
Kesiapan Malaysia, kata Piyan terlihat dari fasilitas dan infrastrukturnya. Walau pun baru dikerjakan, negara serumpun tersebut dapat mempersiapkan dengan cepat dan bahkan lengkap, mulai dari kantor imigrasi, bea cukai dan lainnya bangunan milik Malaysia terlihat megah di PLB Badau.
"Lain dengan Indonesia infrastrukturnya yang masih terbilang kurang," katanya.
Hal yang tampak jelas sekali mencolok, lanjut ketua DPC Partai Persatuan Nasional (PPN) itu, infrastruktur jalan di Malaysia menuju PLB sangat mulus, tidak seperti Indonesia yang banyak berlubang.
"Jalan Malaysia untuk landasan udara pun bisa. Sementara kita jalannya amburadul. Jangan katakan Malaysia yang tidak siap, justru mereka sangat siap segala-segalanya," tuturnya.
Piyan juga mengatakan, hal itu disampaikannya bukan untuk menjatuhkan kesan negara sendiri, namun dia sudah melihat langsung bagaimana perbedaan antara wajah PLB Indonesia dan Malaysia yang sangat bertolak belakang.
"Begitu pula ketika ia berbincang-bincang dengan pejabat Malaysia masalah PLB Badau, meraka mengatakan siap. Bahkan mengatakan saat ini pun bila mau, Malaysia sudah siap bila PLB Badau dibuka," kata Piyan.
PLB Badau sendiri direncanakan dibuka pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Diharapkan pada pembukaan pintu perbatasan kedua negara, dapat terealisasi.
(pso-171)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Jika selama ini banyak pihak yang menyatakan pemerintah Malaysia menghambat proses pembangunan PLB yang menghubungkan Nanga Badau, saya justru menilai justru pemerintah Indonesia yang belum siap," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Kapuas Hulu, Pilipus Piyan, Sabtu.
Karena bisa dilihat sendiri di lapangan, meski Malaysia baru membangun PLB di negaranya, namun berbagai fasilitas seperti jalan sudah sangat bagus, ujarnya.
Dia menilai, sebenarnya Malaysia yang sudah siap apabila PLB Badau dibuka. Sebaliknya, Indonesia hanya siap di mulut, sementara infrastrukturnya belum siap.
Kesiapan Malaysia, kata Piyan terlihat dari fasilitas dan infrastrukturnya. Walau pun baru dikerjakan, negara serumpun tersebut dapat mempersiapkan dengan cepat dan bahkan lengkap, mulai dari kantor imigrasi, bea cukai dan lainnya bangunan milik Malaysia terlihat megah di PLB Badau.
"Lain dengan Indonesia infrastrukturnya yang masih terbilang kurang," katanya.
Hal yang tampak jelas sekali mencolok, lanjut ketua DPC Partai Persatuan Nasional (PPN) itu, infrastruktur jalan di Malaysia menuju PLB sangat mulus, tidak seperti Indonesia yang banyak berlubang.
"Jalan Malaysia untuk landasan udara pun bisa. Sementara kita jalannya amburadul. Jangan katakan Malaysia yang tidak siap, justru mereka sangat siap segala-segalanya," tuturnya.
Piyan juga mengatakan, hal itu disampaikannya bukan untuk menjatuhkan kesan negara sendiri, namun dia sudah melihat langsung bagaimana perbedaan antara wajah PLB Indonesia dan Malaysia yang sangat bertolak belakang.
"Begitu pula ketika ia berbincang-bincang dengan pejabat Malaysia masalah PLB Badau, meraka mengatakan siap. Bahkan mengatakan saat ini pun bila mau, Malaysia sudah siap bila PLB Badau dibuka," kata Piyan.
PLB Badau sendiri direncanakan dibuka pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Diharapkan pada pembukaan pintu perbatasan kedua negara, dapat terealisasi.
(pso-171)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012