Jakarta (ANTARA Kalbar) - Organisasi medis kemanusiaan dunia Médecins "Sans Frontières" (MSF) atau Dokter Lintas Batas mengingatkan enam negara, termasuk Indonesia, teridentifikasi sebagai negara-negara dengan jumlah tertinggi anak-anak yang tidak terjangkau imunisasi.
"Sebanyak 70 persen dari anak-anak yang tidak terjangkau program imunisasi rutin ini tersebar di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia, dan Pakistan," kata Kepala Komunikasi MSF untuk Asia Tenggara Loui Thenu di Jakarta, Selasa.
MSF pada tahun 1999 meraih penghargaan Nobel Kemanusiaan atas program medis-kemanusiaan yang dilakukan relawannya.
Loui Thenu menjelaskan, sejak tahun 2006, keenam negara itu teridentifikasi sebagai negara-negara dengan jumlah tertinggi anak-anak yang tidak terjangkau imunisasi.
Merujuk pada penasihat kebijakan vaksinasi MSF Kate Elder, ia menjelaskan bahwa setiap tahunnya, satu dari lima anak atau 19 juta anak-anak di seluruh dunia tidak terjangkau pelayanan imunisasi, sehingga masalah tersebut harus secepatnya ditangani.
Ia mengatakan, rencana aksi vaksinasi global senilai 10 miliar dolar AS akan sulit tercapai selama masalah-masalah utama pelaksanaan program imunisasi rutin masih belum terpecahkan.
Dikemukakannya bahwa meski telah dibahas dalam pertemuan Dewan Kesehatan Dunia ke-65 yang dihadiri oleh para menteri kesehatan se-dunia di Jenewa, Swiss, pada bulan Mei 2012, rencana aksi vaksinasi global cenderung berfokus pada pengembangan vaksin-vaksin baru untuk proyek vaksinasi selama 10 tahun ke depan.
"Namun tidak banyak membahas tentang perbaikan sistem vaksinasi yang ada saat ini," katanya.
Rencana aksi vaksinasi global, kata dia, didasari atas asumsi bahwa pelaksanaan program-program imunisasi dasar telah berjalan dengan baik.
Hanya saja, kata dia, sayangnya hal ini bukanlah kenyataan yang ditemui di berbagai wilayah tempat MSF bekerja.
Intervensi Tanggap Darurat
Menurut Loui Thenu, setiap tahunnya MSF memvaksinasi lebih dari 10 juta orang melalui intervensi tanggap darurat terhadap wabah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi seperti campak, meningitis, dan diphtheria.
Ia mengatakan bahwa secara global, 20 persen bayi yang lahir setiap tahunnya tidak mendapatkan imunisasi dasar yang dapat melindungi mereka dari berbagai penyakit mematikan, yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi.
Disebutkan bahwa penyakit campak masih tetap menghantui negara-negara Asia.
Contohnya, di Provinsi Bihar, India, katanya, sebanyak 60 persen bayi tidak mendapatkan vaksinasi lengkap.
MSF juga mendukung upaya-upaya imunisasi rutin melalui proyek-proyek pelayanan kesehatan ibu dan anak, demikian Loui Thenu.
(A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Sebanyak 70 persen dari anak-anak yang tidak terjangkau program imunisasi rutin ini tersebar di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia, dan Pakistan," kata Kepala Komunikasi MSF untuk Asia Tenggara Loui Thenu di Jakarta, Selasa.
MSF pada tahun 1999 meraih penghargaan Nobel Kemanusiaan atas program medis-kemanusiaan yang dilakukan relawannya.
Loui Thenu menjelaskan, sejak tahun 2006, keenam negara itu teridentifikasi sebagai negara-negara dengan jumlah tertinggi anak-anak yang tidak terjangkau imunisasi.
Merujuk pada penasihat kebijakan vaksinasi MSF Kate Elder, ia menjelaskan bahwa setiap tahunnya, satu dari lima anak atau 19 juta anak-anak di seluruh dunia tidak terjangkau pelayanan imunisasi, sehingga masalah tersebut harus secepatnya ditangani.
Ia mengatakan, rencana aksi vaksinasi global senilai 10 miliar dolar AS akan sulit tercapai selama masalah-masalah utama pelaksanaan program imunisasi rutin masih belum terpecahkan.
Dikemukakannya bahwa meski telah dibahas dalam pertemuan Dewan Kesehatan Dunia ke-65 yang dihadiri oleh para menteri kesehatan se-dunia di Jenewa, Swiss, pada bulan Mei 2012, rencana aksi vaksinasi global cenderung berfokus pada pengembangan vaksin-vaksin baru untuk proyek vaksinasi selama 10 tahun ke depan.
"Namun tidak banyak membahas tentang perbaikan sistem vaksinasi yang ada saat ini," katanya.
Rencana aksi vaksinasi global, kata dia, didasari atas asumsi bahwa pelaksanaan program-program imunisasi dasar telah berjalan dengan baik.
Hanya saja, kata dia, sayangnya hal ini bukanlah kenyataan yang ditemui di berbagai wilayah tempat MSF bekerja.
Intervensi Tanggap Darurat
Menurut Loui Thenu, setiap tahunnya MSF memvaksinasi lebih dari 10 juta orang melalui intervensi tanggap darurat terhadap wabah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi seperti campak, meningitis, dan diphtheria.
Ia mengatakan bahwa secara global, 20 persen bayi yang lahir setiap tahunnya tidak mendapatkan imunisasi dasar yang dapat melindungi mereka dari berbagai penyakit mematikan, yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi.
Disebutkan bahwa penyakit campak masih tetap menghantui negara-negara Asia.
Contohnya, di Provinsi Bihar, India, katanya, sebanyak 60 persen bayi tidak mendapatkan vaksinasi lengkap.
MSF juga mendukung upaya-upaya imunisasi rutin melalui proyek-proyek pelayanan kesehatan ibu dan anak, demikian Loui Thenu.
(A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012