Palangka Raya, Kalteng (ANTARA Kalbar) - Pos Komando (Posko) Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyebutkan sebanyak 363 titik panas terekam selama September 2012 dengan sebaran terbanyak di Kabupaten Pulang Pisau.
"Memang ada kecenderungan terjadi peningkatan titik panas sejak awal hingga 5 September 2012," kata Wakil Komandan Posko Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Kalteng, Prisco Baboe, di Palangka Raya, Kamis.
Untuk itu diharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat melaksanakan aksi penanggulangan kebakaran lahan guna menekan jumlah titik panas agar tidak terjadi bencana asap seperti yang kembali melanda beberapa hari terakhir disejumlah daerah di provinsi itu.
Berdasarkan data sebaran titik panas untuk September 2012 di Kalteng dari stasiun penerima data Satelit NOAA menyebutkan jumlah titik panas di Kotamadya Palangka Raya sebanyak 3 titik panas, Barito Selatan 35 titik panas, Barito Utara dan Barito Timur masing-masing 15 titik panas.
Kemudian Kabupaten Gunung Mas 32 titik panas, Kapuas 13 titik panas, Katingan 43 titik panas, Kotawaringin Barat 18 titik panas, Kotawaringin Timur 34 titik panas, Lamandau 46 titik panas, Murung Raya lima titik panas, Pulang Pisau 50 titik panas, Seruyan 37 titik panas dan Sukamara sebanyak 17 titik panas.
"Kami memfokuskan untuk menjaga agar di Kotamadya Palangka Raya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan, khususnya disekitar Bandara Cilik Riwut agar tidak mengganggu jadwal penerbangan," katanya.
Sementara itu kendala yang dihadapi dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui operasi darat yang dilakukan oleh Posko Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Kalteng yakni sulitnya mobil pemadam kebakaran untuk mencapai lokasi kebakaran hutan dan lahan.
"Karena banyak lokasi tempat terjadinya kebakaran tidak dapat dijangkau dengan mobil pemadam kebakaran. Sehingga terpaksa kami menggunakan sepeda motor untuk mencapai lokasi kebakaran," katanya.
Sebagian besar untuk menuju lokasi kebakaran hanya berupa jalan setapak, sehingga untuk mengangkut peralatan pemadam dengan menggunakan sepeda motor yang ada.
Wakil Wali Kota Palangka Raya Maryono mengatakan perlu adanya manajemen dalam menghadapi sebuah bencana, salah satunya adalah bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Ada empat rencana yang harus dipersiapkan dalam penanggulangan bencana, pertama rencana kesiapan, rencana siaga, rencana operasional, dan rencana pemulihan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Mugeni mengharapkan adanya komitmen bersama untuk rencana aksi di lapangan dalam penanggulangan bencana asap di daerah itu.
"Komitmen bersama sangat penting dalam setiap kegiatan penanggulangan bencana sesuai perannya masing-masing, khususnya yang saat ini mulai rawan adalah bahaya kabut asap yang dapat merugikan daerah dan warga," katanya.
Mugeni menjelaskan, salah satu persiapan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan menyiapkan masker dan dibagikan gratis agar masyarakat tidak terkena penyakit saluran pernapasan, kemudian dari segi obat-obatan juga harus sudah tersedia.
(KR-GR)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Memang ada kecenderungan terjadi peningkatan titik panas sejak awal hingga 5 September 2012," kata Wakil Komandan Posko Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Kalteng, Prisco Baboe, di Palangka Raya, Kamis.
Untuk itu diharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat melaksanakan aksi penanggulangan kebakaran lahan guna menekan jumlah titik panas agar tidak terjadi bencana asap seperti yang kembali melanda beberapa hari terakhir disejumlah daerah di provinsi itu.
Berdasarkan data sebaran titik panas untuk September 2012 di Kalteng dari stasiun penerima data Satelit NOAA menyebutkan jumlah titik panas di Kotamadya Palangka Raya sebanyak 3 titik panas, Barito Selatan 35 titik panas, Barito Utara dan Barito Timur masing-masing 15 titik panas.
Kemudian Kabupaten Gunung Mas 32 titik panas, Kapuas 13 titik panas, Katingan 43 titik panas, Kotawaringin Barat 18 titik panas, Kotawaringin Timur 34 titik panas, Lamandau 46 titik panas, Murung Raya lima titik panas, Pulang Pisau 50 titik panas, Seruyan 37 titik panas dan Sukamara sebanyak 17 titik panas.
"Kami memfokuskan untuk menjaga agar di Kotamadya Palangka Raya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan, khususnya disekitar Bandara Cilik Riwut agar tidak mengganggu jadwal penerbangan," katanya.
Sementara itu kendala yang dihadapi dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui operasi darat yang dilakukan oleh Posko Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Kalteng yakni sulitnya mobil pemadam kebakaran untuk mencapai lokasi kebakaran hutan dan lahan.
"Karena banyak lokasi tempat terjadinya kebakaran tidak dapat dijangkau dengan mobil pemadam kebakaran. Sehingga terpaksa kami menggunakan sepeda motor untuk mencapai lokasi kebakaran," katanya.
Sebagian besar untuk menuju lokasi kebakaran hanya berupa jalan setapak, sehingga untuk mengangkut peralatan pemadam dengan menggunakan sepeda motor yang ada.
Wakil Wali Kota Palangka Raya Maryono mengatakan perlu adanya manajemen dalam menghadapi sebuah bencana, salah satunya adalah bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Ada empat rencana yang harus dipersiapkan dalam penanggulangan bencana, pertama rencana kesiapan, rencana siaga, rencana operasional, dan rencana pemulihan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Mugeni mengharapkan adanya komitmen bersama untuk rencana aksi di lapangan dalam penanggulangan bencana asap di daerah itu.
"Komitmen bersama sangat penting dalam setiap kegiatan penanggulangan bencana sesuai perannya masing-masing, khususnya yang saat ini mulai rawan adalah bahaya kabut asap yang dapat merugikan daerah dan warga," katanya.
Mugeni menjelaskan, salah satu persiapan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan menyiapkan masker dan dibagikan gratis agar masyarakat tidak terkena penyakit saluran pernapasan, kemudian dari segi obat-obatan juga harus sudah tersedia.
(KR-GR)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012