Bogor (ANTARA Kalbar) - Direktur Jenderal Pusat Penelitian Kehutanan Antarbangsa (CIFOR) yang bermarkas di Kota Bogor, Jawa Barat, resmi dijabat Peter Holmgren, seorang doktor bidang kehutanan dari Swedish University of Agricultural Sciences.
"Beliau resmi memegang tampuk pimpinan CIFOR pekan ini di tengah meningkatnya kesadaran akan peran penting hutan dalam pembangunan berkelanjutan serta pemanasan global," kata Outreach Manager CIFOR
Daniel Cooney dalam penjelasan kepada ANTARA di Bogor, Jumat.
Holmgren menggantikan Frances Seymour, yang memimpin CIFOR sejak 2006.
Pada akhir November 2011, Dirjen CIFOR Frances Seymour, seperti dilansir humas organisasi penelitian itu menyatakan mengundurkan diri.
Menurut Daniel Cooney, masa kepemimpinan Holmgren dimulai pada saat yang penting, menjelang ulang tahun ke-20 CIFOR yang jatuh pada 2013, sebagai salah satu lembaga penelitian kehutanan terkemuka di dunia, yang bekerja di lebih dari 20 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Ia menjelaskan, Holmgren bergabung dengan CIFOR dari badan pangan dan pertanian PBB (FAO), di mana ia menjabat Direktur Divisi Iklim, Energi, dan Kepemilikan Tanah.
Holmgren yang berasal dari Swedia yang kaya akan hutan itu bergabung dengan FAO pada 1998 untuk memimpin "Global Forest Resources Assessment" atau Penilaian Sumber Daya Hutan Global, yang mendokumentasikan kondisi, manajemen, dan penggunaan sumber daya hutan di seluruh dunia.
Pada 2003 hingga 2007, ia menjabat sebagai kepala pengembangan sumber daya hutan di FAO.
Mulai 2007, ia memimpin divisi Iklim, Energi, dan Kepemilikan Tanah di FAO dan mengoordinasikan upaya-upaya terkait perubahan iklim di FAO serta kontribusi organisasi tersebut di Kerangka Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC).
Ia juga berperan besar dalam pembentukan program UN-REDD.
Di bawah kepemimpinannya di FAO, konsep "climate-smart agriculture" muncul dan memastikan bahwa produktivitas pertanian, ketahanan, dan mitigasi perubahan iklim ditangani bersamaan di semua tingkatan.
Kontribusi besar
Sementara itu, Peter Holmgren menyatakan bahwa kehutanan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia dan membantu mengurangi percepatan perubahan iklim.
"Namun, walaupun ada kesadaran akan pentingnya peranan hutan, dan hutan terus dibuka dan dirusak pada tingkat yang mengkhawatirkan," katanya.
Menurut dia, CIFOR memiliki peran penting untuk menjembatani perbedaan antara penelitian, kebijakan, dan tindakan nyata terkait hutan, pangan, perubahan iklim, serta pembangunan berkelanjutan.
"Bukti dari kehutanan global dan penelitian pertanian penting untuk para pemegang keputusan baik tingkat lokal, nasional, dan dunia," katanya.
Namun, katanya, pengetahuan yang dihasilkan oleh para peneliti tersebut perlu tertuju dan merespons pertanyaan-pertanyaan kebijakan yang terdefinisikan dengan baik.
(A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Beliau resmi memegang tampuk pimpinan CIFOR pekan ini di tengah meningkatnya kesadaran akan peran penting hutan dalam pembangunan berkelanjutan serta pemanasan global," kata Outreach Manager CIFOR
Daniel Cooney dalam penjelasan kepada ANTARA di Bogor, Jumat.
Holmgren menggantikan Frances Seymour, yang memimpin CIFOR sejak 2006.
Pada akhir November 2011, Dirjen CIFOR Frances Seymour, seperti dilansir humas organisasi penelitian itu menyatakan mengundurkan diri.
Menurut Daniel Cooney, masa kepemimpinan Holmgren dimulai pada saat yang penting, menjelang ulang tahun ke-20 CIFOR yang jatuh pada 2013, sebagai salah satu lembaga penelitian kehutanan terkemuka di dunia, yang bekerja di lebih dari 20 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Ia menjelaskan, Holmgren bergabung dengan CIFOR dari badan pangan dan pertanian PBB (FAO), di mana ia menjabat Direktur Divisi Iklim, Energi, dan Kepemilikan Tanah.
Holmgren yang berasal dari Swedia yang kaya akan hutan itu bergabung dengan FAO pada 1998 untuk memimpin "Global Forest Resources Assessment" atau Penilaian Sumber Daya Hutan Global, yang mendokumentasikan kondisi, manajemen, dan penggunaan sumber daya hutan di seluruh dunia.
Pada 2003 hingga 2007, ia menjabat sebagai kepala pengembangan sumber daya hutan di FAO.
Mulai 2007, ia memimpin divisi Iklim, Energi, dan Kepemilikan Tanah di FAO dan mengoordinasikan upaya-upaya terkait perubahan iklim di FAO serta kontribusi organisasi tersebut di Kerangka Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC).
Ia juga berperan besar dalam pembentukan program UN-REDD.
Di bawah kepemimpinannya di FAO, konsep "climate-smart agriculture" muncul dan memastikan bahwa produktivitas pertanian, ketahanan, dan mitigasi perubahan iklim ditangani bersamaan di semua tingkatan.
Kontribusi besar
Sementara itu, Peter Holmgren menyatakan bahwa kehutanan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia dan membantu mengurangi percepatan perubahan iklim.
"Namun, walaupun ada kesadaran akan pentingnya peranan hutan, dan hutan terus dibuka dan dirusak pada tingkat yang mengkhawatirkan," katanya.
Menurut dia, CIFOR memiliki peran penting untuk menjembatani perbedaan antara penelitian, kebijakan, dan tindakan nyata terkait hutan, pangan, perubahan iklim, serta pembangunan berkelanjutan.
"Bukti dari kehutanan global dan penelitian pertanian penting untuk para pemegang keputusan baik tingkat lokal, nasional, dan dunia," katanya.
Namun, katanya, pengetahuan yang dihasilkan oleh para peneliti tersebut perlu tertuju dan merespons pertanyaan-pertanyaan kebijakan yang terdefinisikan dengan baik.
(A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012