Pontianak (ANTARA Kalbar) - World Wide Fund for Nature Kalimantan Barat (WWF-Indonesia) menyatakan, sepanjang tahun 2012, kawasan Taman Nasional Danau Sentarum sudah tiga kali mengalami perubahan musim kemarau sehingga menyebabkan kawasan danau tersebut kering.
"Tahun ini sangat luar biasa perubahan musim yang terjadi di kawasan TNDS, yakni mengalami tiga kali musim kemarau dan baru pertama kali terjadi," kata Manajer Program Kalbar WWF-Indonesia Hermayani Putera di Pontianak, Senin.
Sehingga menurut dia, sangat rentan terjadi kebakaran dan mengancam kelangsungan ratusan jenis fauna yang hidup di kawasan TNDS.
Akibat, musim kemarau tersebut, kondisi TNDS sangat rentan terbakar. "Dalam pantauan kami di lapangan dalam dua bulan terakhir, titik api di kawasan TNDS sangat tinggi sekali," katanya.
Dalam kesempatan itu, Hermayani menambahkan, hingga kini kawasan hutan lindung Bukit Tekenang yang juga masuk kawasan TNDS, yang mengalami kebakaran sejak akhir September hingga sekarang masih belum bisa dipadamkan akibat tebalnya lahan gambut di bukit tersebut.
Penyebab kebakaran sekitar ratusan hektare hutan di kawasan Bukit Tekenang juga belum diketahui hingga kini apakah, memang sengaja dibakar atau akibat ulah lainnya.
TNDS selama ini dikenal sebagai perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan. Danau musiman yang berada di TNDS terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan.
Merupakan daerah tangkapan air, sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.
(A057)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Tahun ini sangat luar biasa perubahan musim yang terjadi di kawasan TNDS, yakni mengalami tiga kali musim kemarau dan baru pertama kali terjadi," kata Manajer Program Kalbar WWF-Indonesia Hermayani Putera di Pontianak, Senin.
Sehingga menurut dia, sangat rentan terjadi kebakaran dan mengancam kelangsungan ratusan jenis fauna yang hidup di kawasan TNDS.
Akibat, musim kemarau tersebut, kondisi TNDS sangat rentan terbakar. "Dalam pantauan kami di lapangan dalam dua bulan terakhir, titik api di kawasan TNDS sangat tinggi sekali," katanya.
Dalam kesempatan itu, Hermayani menambahkan, hingga kini kawasan hutan lindung Bukit Tekenang yang juga masuk kawasan TNDS, yang mengalami kebakaran sejak akhir September hingga sekarang masih belum bisa dipadamkan akibat tebalnya lahan gambut di bukit tersebut.
Penyebab kebakaran sekitar ratusan hektare hutan di kawasan Bukit Tekenang juga belum diketahui hingga kini apakah, memang sengaja dibakar atau akibat ulah lainnya.
TNDS selama ini dikenal sebagai perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan. Danau musiman yang berada di TNDS terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan.
Merupakan daerah tangkapan air, sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.
(A057)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012