Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, memastikan banjir yang melanda beberapa kecamatan di kabupaten itu merupakan yang terbesar dalam 17 tahun terakhir.
"Banjir melanda Kecamatan Kayan Hilir sudah merendam 15 desa dari 26 desa yang ada di kecamatan tersebut.Tingginya air yang merendam desa-desa di Kecamatan Kayan Hilir mencapai dua meter dengan kecepatan air pasang kurang dari satu jam, akibatnya, warga tidak sempat mengevakuasi barang-barang miliknya sehingga warga baru sadar ketika bangun tidur air sudah masuk ke rumah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Martin Nandung, Selasa.
Menurut dia, dari hasil pantauan di lapangan, banjir itu telah merendam hampir 400 rumah di 15 desa pada kecamatan tersebut. Sementara untuk data pasti, pihaknya masih melakukan pengecekan lebih lanjut.
Ia mengatakan BPBD Kabupaten Sintang bersama Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Bulog sudah mengirimkan bantuan 1,8 ton beras dan makanan siap saji. "Baru tiga desa dari 15 desa yang kita bantu," tuturnya.
Dikatakannya, tiga desa yang sudah dibantu yaitu desa Nanga Tikan, Desa Melikat dan Desa Pelaik. Kerusakan parah terjadi akibat banjir tersebut. Banyak ternak penduduk yang mati. Begitu juga lumbung-lumbung padi milik masyarakat habis terendam.
Aktivitas warga lumpuh total, jika bantuan tidak diberikan maka warga terancam kelaparan. Untuk itu Pemkab Sintang telah memberikan bantuan sebanyak lima ton beras pada Senin kemarin dan akan mengirimkan 10 ton lagi pada hari ini.
Martin mengungkapkan, stok BPBD Kabupaten Sintang telah habis disalurkan untuk masyarakat yang terkena banjir.
"Semua stok yang kita miliki telah kita salurkan sekarang kita sedang mengajukan bantuan lagi ke Provinsi," tuturnya.
Sementara itu, Kades Sungai Buaya, Sarius mengatakan banjir yang melanda Desa Sungai Buaya Kecamatan Kayan Hilir sangat besar. Tinggi air mencapai tiga meter dan 120 KK telah mengungsi. Akibat banjir ini, lanjut Sarius mengatakan lumbung padi, ternak, kendaraan dan mesin genset milik warga rusak parah.
"Jembatan Sungai Rian dan Sungai Neran yang menghubungkan desa tersebut ke kota Sintang putus akibat banjir," katanya.
Sementara itu, Sabtu Sukmawati, Kasi Trantib Kantor Camat Kayan Hulu mengatakan dari total 29 desa yang ada di kecamatan itu, hampir separuh sudah terendam air. "Sekarang air sedang naik, yang terendam total ada satu desa, yakni Nanga Payak, 264 KK terpaksa membuat panggung di rumah mereka, ada yang sudah mengungsi, data yang kami peroleh titik terdalam mencapai 8 meter dan paling dangkal 3 meter," katanya.ujarnya.
Selain di Nanga Payak, dia mengatakan di Desa Tanjung Bunga ada 137 KK yang rumahnya terendam dan saat ini pihak kecamatan masih terus mendata warganya yang terkena dampak banjir termasuk mendata sumber penghasilan masyarakat yang terendam banjir.
"Ada ratusan hektare kebun karet yang diperkirakan terendam, termasuk ladang dan sawah, akses jalan juga putus total karena belasan kilometer jalan terendam air," tuturnya.
(pso-171)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Banjir melanda Kecamatan Kayan Hilir sudah merendam 15 desa dari 26 desa yang ada di kecamatan tersebut.Tingginya air yang merendam desa-desa di Kecamatan Kayan Hilir mencapai dua meter dengan kecepatan air pasang kurang dari satu jam, akibatnya, warga tidak sempat mengevakuasi barang-barang miliknya sehingga warga baru sadar ketika bangun tidur air sudah masuk ke rumah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Martin Nandung, Selasa.
Menurut dia, dari hasil pantauan di lapangan, banjir itu telah merendam hampir 400 rumah di 15 desa pada kecamatan tersebut. Sementara untuk data pasti, pihaknya masih melakukan pengecekan lebih lanjut.
Ia mengatakan BPBD Kabupaten Sintang bersama Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Bulog sudah mengirimkan bantuan 1,8 ton beras dan makanan siap saji. "Baru tiga desa dari 15 desa yang kita bantu," tuturnya.
Dikatakannya, tiga desa yang sudah dibantu yaitu desa Nanga Tikan, Desa Melikat dan Desa Pelaik. Kerusakan parah terjadi akibat banjir tersebut. Banyak ternak penduduk yang mati. Begitu juga lumbung-lumbung padi milik masyarakat habis terendam.
Aktivitas warga lumpuh total, jika bantuan tidak diberikan maka warga terancam kelaparan. Untuk itu Pemkab Sintang telah memberikan bantuan sebanyak lima ton beras pada Senin kemarin dan akan mengirimkan 10 ton lagi pada hari ini.
Martin mengungkapkan, stok BPBD Kabupaten Sintang telah habis disalurkan untuk masyarakat yang terkena banjir.
"Semua stok yang kita miliki telah kita salurkan sekarang kita sedang mengajukan bantuan lagi ke Provinsi," tuturnya.
Sementara itu, Kades Sungai Buaya, Sarius mengatakan banjir yang melanda Desa Sungai Buaya Kecamatan Kayan Hilir sangat besar. Tinggi air mencapai tiga meter dan 120 KK telah mengungsi. Akibat banjir ini, lanjut Sarius mengatakan lumbung padi, ternak, kendaraan dan mesin genset milik warga rusak parah.
"Jembatan Sungai Rian dan Sungai Neran yang menghubungkan desa tersebut ke kota Sintang putus akibat banjir," katanya.
Sementara itu, Sabtu Sukmawati, Kasi Trantib Kantor Camat Kayan Hulu mengatakan dari total 29 desa yang ada di kecamatan itu, hampir separuh sudah terendam air. "Sekarang air sedang naik, yang terendam total ada satu desa, yakni Nanga Payak, 264 KK terpaksa membuat panggung di rumah mereka, ada yang sudah mengungsi, data yang kami peroleh titik terdalam mencapai 8 meter dan paling dangkal 3 meter," katanya.ujarnya.
Selain di Nanga Payak, dia mengatakan di Desa Tanjung Bunga ada 137 KK yang rumahnya terendam dan saat ini pihak kecamatan masih terus mendata warganya yang terkena dampak banjir termasuk mendata sumber penghasilan masyarakat yang terendam banjir.
"Ada ratusan hektare kebun karet yang diperkirakan terendam, termasuk ladang dan sawah, akses jalan juga putus total karena belasan kilometer jalan terendam air," tuturnya.
(pso-171)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012