Jakarta (ANTARA Kalbar) - Eksekutif industri kelapa sawit menyatakan, perkebunan kelapa sawit yang selama ini dianggap sebagaian masyarakat membuat cadangan air di tanah berkurang tidaklah benar.
"Penanaman kelapa sawit tidak merusak lingkungan, sebaliknya dengan adanya perkebunan kelapa sawit lingkungan yang tidak tertata berubah menjadi lingkungan yang bisa dibudidayakan," kata GM HRD PT Agro Maju Raya (Amara) Budi Handrianto ketika menyampaikan kegiatan kampanye "Sawit Sahabat Lingkungan" di Jakarta, Senin.
Dikatakannya, perkebunan kelapa sawit selama ini masih dianggap merugikan oleh sebagian masyarakat.
Menurut dia, proses penanaman kelapa sawit tidak sembarangan, tidak dengan cara dibabat lalu ditanami.
Selain itu, katanya, tidak di hutan melainkan di areal peruntukan lain (APL).
Penanaman kelapa sawit, lanjutnya, menggunakan lahan yang tidak terpakai dan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai lahan yang bisa dibuka.
Budi menyatakan, melalui kegiatan kampanye tersebut, pihaknya berharap mampu memberi informasi yang benar kepada masyarakat.
Kelapa sawit, tambahnya, memang memiliki daya tahan luar biasa dan dengan teknologi yang tepat, tanaman ini akan berproduksi lebih banyak dibanding jagung atau saingan utamanya yaitu kedelai.
"Menanamnya cukup mudah, hasilnya bisa berlipat-lipat, ke depannya kami berharap masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih sejahtera dengan perkebunan kelapa sawit," kata Budi.
Namun demikin, dia mengakui, di Indonesia infrastruktur masih menjadi kendala dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit.
Hal itulah, menurut dia, menjadi salah satu penyebab Indonesia masih tertinggal dari negara penghasil kelapa sawit terbesar lainnya yaitu Malaysia.
(S025)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Penanaman kelapa sawit tidak merusak lingkungan, sebaliknya dengan adanya perkebunan kelapa sawit lingkungan yang tidak tertata berubah menjadi lingkungan yang bisa dibudidayakan," kata GM HRD PT Agro Maju Raya (Amara) Budi Handrianto ketika menyampaikan kegiatan kampanye "Sawit Sahabat Lingkungan" di Jakarta, Senin.
Dikatakannya, perkebunan kelapa sawit selama ini masih dianggap merugikan oleh sebagian masyarakat.
Menurut dia, proses penanaman kelapa sawit tidak sembarangan, tidak dengan cara dibabat lalu ditanami.
Selain itu, katanya, tidak di hutan melainkan di areal peruntukan lain (APL).
Penanaman kelapa sawit, lanjutnya, menggunakan lahan yang tidak terpakai dan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai lahan yang bisa dibuka.
Budi menyatakan, melalui kegiatan kampanye tersebut, pihaknya berharap mampu memberi informasi yang benar kepada masyarakat.
Kelapa sawit, tambahnya, memang memiliki daya tahan luar biasa dan dengan teknologi yang tepat, tanaman ini akan berproduksi lebih banyak dibanding jagung atau saingan utamanya yaitu kedelai.
"Menanamnya cukup mudah, hasilnya bisa berlipat-lipat, ke depannya kami berharap masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih sejahtera dengan perkebunan kelapa sawit," kata Budi.
Namun demikin, dia mengakui, di Indonesia infrastruktur masih menjadi kendala dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit.
Hal itulah, menurut dia, menjadi salah satu penyebab Indonesia masih tertinggal dari negara penghasil kelapa sawit terbesar lainnya yaitu Malaysia.
(S025)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012