Pontianak (ANTARA Kalbar) - Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme dibentuk di Provinsi Kalimantan Barat sebagai bentuk kewaspadaan terhadap ancaman terorisme terutama di kawasan perbatasan.

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Agus Surya Bakti di Pontianak, Rabu, mengatakan, daerah perbatasan rawan dari segala hal. "Apalagi terorisme, karena dari perbatasan bisa masuk orang, barang dan pengaruh lainnya," kata dia.

Ia mengatakan kondisi tersebut membuat perlu adanya perhatian khusus untuk daerah perbatasan.

Dia mencontohkan pelarian teroris di Kabupaten Melawi, Kalbar, beberapa waktu lalu.

"Mereka selalu mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Kalau ketahuan dia bisa saja kabur lewat perbatasan," ungkap Agus Surya Bakti usai pembentukan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalbar.

Namun, ia mengingatkan, bukan berarti di Kalbar sudah ada teroris. "Ada strategi secara nasional agar aksi terorisme ini tidak terjadi lagi. Tentunya strategi itu dengan memaksimalkan semua potensi yang ada di masyarakat. Di antaranya Provinsi Kalbar ini," kata dia.

Ia menambahkan, dalam mencegah paham terorisme pendekatannya berbeda dengan mempertimbangkan kearifan lokal.

"Setelah terbentuk FKPT, langkah awal kita adalah mengumpulkan data dahulu. Memonitor dan berusaha mencegah kemudian dipetakan lagi," katanya.

Kondisi Kalbar juga akan dikaji Kalbar apakah sebatas pelintasan, persembunyian atau memang sudah ada.

Sementara itu, Kabid Pencegahan Densus 88 Anti Teror, Kombes Pol H Herwan Chaidir menilai di Kalbar belum ada ancaman serius terkait terorisme misalnya sebagai daerah latihan dan orang-orang yang diindikasi sebagai pelaku teror.

Sedangkan untuk perbatasan, Kalbar mempunyai wilayah yang panjang. "Bisa saja mereka masuk dari jalan tikus," ujar dia.

Ia mengingatkan, Noordin M Top dan Dr Azhari berasal dari Malaysia. "Kalau dia masuk dengan menggunakan paspor, sudah terjadi penolakan. Tapi kalau masuk dari jalan-jalan tikus tadi, bisa saja terjadi dan tidak terdeteksi," ujarnya.

(T011)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012