Batam (ANTARA Kalbar)
- Sejumlah kalangan warga Kota Batam, Kepulauan Riau, kecewa dengan
film "Habibie & Ainun" yang diputar di berbagai bioskop lantaran
tidak memasukkan Batam dalam cerita maupun gambarnya.
"Saya menanti kisah Ainun dan Habibie di Batam, tapi dalam film itu tidak ada sama sekali digambarkan," kata warga Batam Kota, Klaten, di Batam, Rabu.
Bacharudin Jusuf Habibie, menurut dia, menjabat Ketua Otorita Batam (OB) sejak 1978 hingga 1998. Meski tidak menetap di Batam, namun Presiden RI periode 1998-1999 itu bersama istrinya, Ibu Ainun Habibie, kerap mengunjungi kota industri ini.
"Habibie menjabat sebagai Ketua OB selama 20 tahun, seharusnya ada penggalan kisah cinta Ainun dan Habibie di film," katanya.
Apalagi, kata dia, hingga menjelang meninggal Ainun masih kerap ke Batam, baik mendampingi Habibie maupun memantau perkembangan Klinik Ginjal Ainun Habibie yang didirikan bersama adiknya.
Klaten mengatakan, penasaran dengan kisah cinta dua sejoli itu di Batam.
"Di mana tempat mereka sering makan, dan sebagainya," ujarnya.
Seorang warga Tiban di Batam, Mimes, juga mengatakan penasaran dengan cerita Habibie dan Ainun di Batam.
"Kalau cerita tentang perjalanan Pak Habibie mulai sekolah hingga jadi menteri dan presiden sudah banyak kami ketahui lewat buku. Tapi, cerita Habibie di Batam tidak banyak yang tahu," katanya.
Habibie, kata Mimes, selalu memiliki tempat istimewa bagi warga Batam.
"Namanya saja Bapak Pembangunan Batam. Kalau bukan karena Pak Habibie, tak sampai Batam seperti sekarang," katanya menambahkan.
"Habibie & Ainun" merupakan adaptasi dari buku biografi berjudul sama yang ditulis BJ Habibie. Film arahan sutradara Faozan Rizal itu dibintangi Reza Rahadian (sebagai BJ Habibie), Bunga Citra Lestari (sebagai Ibu Ainun), dan produser Dhamoo Punjabi bersama Manoj Punjabi di bawah industri MD Pictures. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Saya menanti kisah Ainun dan Habibie di Batam, tapi dalam film itu tidak ada sama sekali digambarkan," kata warga Batam Kota, Klaten, di Batam, Rabu.
Bacharudin Jusuf Habibie, menurut dia, menjabat Ketua Otorita Batam (OB) sejak 1978 hingga 1998. Meski tidak menetap di Batam, namun Presiden RI periode 1998-1999 itu bersama istrinya, Ibu Ainun Habibie, kerap mengunjungi kota industri ini.
"Habibie menjabat sebagai Ketua OB selama 20 tahun, seharusnya ada penggalan kisah cinta Ainun dan Habibie di film," katanya.
Apalagi, kata dia, hingga menjelang meninggal Ainun masih kerap ke Batam, baik mendampingi Habibie maupun memantau perkembangan Klinik Ginjal Ainun Habibie yang didirikan bersama adiknya.
Klaten mengatakan, penasaran dengan kisah cinta dua sejoli itu di Batam.
"Di mana tempat mereka sering makan, dan sebagainya," ujarnya.
Seorang warga Tiban di Batam, Mimes, juga mengatakan penasaran dengan cerita Habibie dan Ainun di Batam.
"Kalau cerita tentang perjalanan Pak Habibie mulai sekolah hingga jadi menteri dan presiden sudah banyak kami ketahui lewat buku. Tapi, cerita Habibie di Batam tidak banyak yang tahu," katanya.
Habibie, kata Mimes, selalu memiliki tempat istimewa bagi warga Batam.
"Namanya saja Bapak Pembangunan Batam. Kalau bukan karena Pak Habibie, tak sampai Batam seperti sekarang," katanya menambahkan.
"Habibie & Ainun" merupakan adaptasi dari buku biografi berjudul sama yang ditulis BJ Habibie. Film arahan sutradara Faozan Rizal itu dibintangi Reza Rahadian (sebagai BJ Habibie), Bunga Citra Lestari (sebagai Ibu Ainun), dan produser Dhamoo Punjabi bersama Manoj Punjabi di bawah industri MD Pictures. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012