Medan (Antara Kalbar) -Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memperkirakan harga ekspor minyak sawit mentah atau CPO masih akan  tetap membaik meski produksi sawit bakal melonjak pada Maret

"Perkiraan itu mengacu pada perhitungan bahwa stok CPO dewasa ini tidak banyak sehingga meski panen mengalami lonjakan di Maret tidak menyebabkan produksi melimpah,"kata Ketua Umum DMSI, Derom Bangun di Medan, Minggu.

Namun ia tidak menyebutkan angka stok CPO di dalam negeri maupun di pasar internasional dengan alasan belum punya data akurat.

Yang pasti, katanya, tidak terjadinya tumpukan stok akan tetap membuat ekspor atau pasokan di pasar internasional tidak berlimpah dan itu membuat harga jual akan terjaga seperti dewasa ini.

Harga CPO (CIF Rotterdam) pada pekan lalu, untuk  pengapalan Februari sebesar 845 dolar AS per metrik ton (MT). Harga CPO itu bahkan lebih mahal untuk pengiriman Maret yakni mencapai 860 dolar AS per MT.

"Melihat tren naiknya permintaan dewasa ini ada kemungkinan harga justru naik lagi," katanya.

Derom memperkirakan harga bisa menyentuh 880 dolar AS per MT, meski ia mengaku masih sulit menembus 900 atau 1.000 dolar AS per MT seperti di 2011 karena krisis masih berlanjut, katanya.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Anizar Simanjuntak mengakui masih ada tren membaik untuk harga tandan buah sawit (TBS) di dalam negeri. Harga TBS di pabrikan berkisar Rp1.350 - Rp1.390 per kg karena harga CPO di Belawan/Dumai di kisaran Rp7.639 per kg.

Produksi TBS juga cenderung meningkat meski petani khawatir panen dan mutu sawit terganggu akibat cuaca ekstrem.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013