Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menyambut hadirnya bursa berjangka crude palm oil (CPO) yang dijalankan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) karena hal itu bisa menjamin adanya standar harga bagi petani sawit.
“Kita sangat menyambut bursa CPO. Selama ini harga CPO kita banyak ditentukan pihak luar dan itu sangat berpengaruh mulai dari harga hilirnya sendiri dan kemudian hulunya di petani. Hal ini ada supaya jaminan harganya lebih stabil dan kita dapat menentukan di tingkat dalam negeri sendiri,” ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Kamis.
Ia mengatakan tugas pemerintah menjaga supaya komoditi perkebunan bisa memberikan atau menjadi sumber kesejahteraan melalui harga yang lebih terjamin bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kita sekarang dorong agar harga yang diterima petani dari penjualan Tandan Buah Segar (TBS) itu adil. Kalau memang harganya tinggi ya tinggi, kalau memang pasarnya rendah ya rendah dan jangan sampai itu dipengaruhi pihak luar,” ucapnya.
Ia para pelaku usaha terkait pabrik kelapa sawit yang telah mendapatkan sosialisasi dari ICDX bisa langsung berkecimpung dalam bursa CPO tersebut.
“CPO selama ini permintaannya dari pembeli luar negeri mereka banyak memberikan syarat tertentu, standar jaminan mutu dan banyak hal lainnya yang tujuannya supaya mereka dapat harga yang lebih murah,” tambahnya.
Ia mengatakan kalau CPO murah pasti kelapa sawit TBS juga ikut murah. Hal itu yang ditakutkan dan akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang berpengaruh pada ekonomi dan bisa mengganggu stabilitas harga CPO rendah TBS rendah.
“Dengan kehadiran bursa ini bisa membantu kita untuk lebih stabil harga CPO, sekarang kehadiran bursa CPO referensi harganya lebih berkeadilan itu pasti akan membawa pengaruh ke harga TBS bagi petani,” tutur Hero.
Saat ini harga CPO di Kalbar berdasarkan tim penetapan Indeks K dan Harga TBS Provisi Kalbar yakni Rp10,818,62/Kg