Washington (Antara/Xinhua) - Teh hijau dan kopi mungkin bisa membantu mengurangi risiko terkena stroke terutama jika kedua jenis minuman itu dikonsumsi secara tetap, kata hasil penelitian yang disiarkan pada jurnal asosiasi jantung Amerika, Kamis.
"Ini merupakan penelitian berskala besar pertama yang mempelajari pengaruh gabungan antara teh hijau dan kopi pada risiko stroke," kata Yoshihiro Kokubo, kepala tim peneliti pada Pusat Kardiovaskular dan Saraf Nasional, Jepang.
"Anda bisa membuat sedikit perubahan gaya hidup dengan memasukkan teh hijau sebagai minuman sehari-hari guna mengurangi risiko stroke."
Para peneliti menganalisa kebiasaan minum teh hijau dan kopi pada 83.269 orang dewasa di Jepang dan memantau mereka sedikitnya selama 13 tahun. Mereka menemukan bahwa semakin banyak orang-orang itu minum teh hijau atau kopi, maka semakin rendah risiko terserang stroke.
Orang yang minum sedikitnya secangkir kopi dalam sehari, memiliki risiko terkena stroke 20 persen lebih rendah dibanding mereka yang jarang minum. Orang yang minum sedikitnya dua-tiga cangkir teh hijau dalam sehari mendapat 14 persen lebih rendah risikonya terkena serangan stroke dan orang-orang yang minum sedikitnya empat cangkir mengalami 20 persen lebih rendah terkena stroke dibanding mereka yang jarang minum.
Mereka yang sedikitnya minum dua cangkir kopi atau dua cangkir teh hijau dalam sehari mengurangi 32 persen risiko terkena perdarahan di dalam otak dibandingkan mereka yang jarang minum kedua jenis minuman tersebut.
Perdarahan di dalam otak terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak meledak sehingga menyebabkan perdarahan di dalam otak, dan 13 persen serangan stroke terjadi akibat perdarahan tersebut.
Peserta yang dipantau dalam penelitian ini berusia antara 45-74 tahun, dengan gender yang hampir sama, juga bebas dari penyakit kanker dan jantung.
Selama 13 tahun masa pemantauan, peneliti mengulas catatan kesehatan peserta yang dikeluarkan oleh rumah sakit, maupun catatan penyebab kematian, mengumpulkan data sakit jantung dan stroke.
Temuan tersebut diselaraskan dengan data usia, jenis kelamin, faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, berat tubuh, pola makan dan kegiatan olahraga.
Teh dan kopi merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, sehingga diduga hasil penelitian ini akan sama bila diterapkan di Amerika dn negara-negara lain, kata para peneliti.
Belum jelas bagaimana teh hijau bisa mempengaruhi risiko stroke. Kandungan katekin di dalam teh mungkin bisa menjadi pelindung, kata mereka.
Katekin mengandung anti-oksidan, anti-pembengkanan, meningkatkan kemampuan plasma anti-oksidan serta pengaruh anti-trombogenik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Ini merupakan penelitian berskala besar pertama yang mempelajari pengaruh gabungan antara teh hijau dan kopi pada risiko stroke," kata Yoshihiro Kokubo, kepala tim peneliti pada Pusat Kardiovaskular dan Saraf Nasional, Jepang.
"Anda bisa membuat sedikit perubahan gaya hidup dengan memasukkan teh hijau sebagai minuman sehari-hari guna mengurangi risiko stroke."
Para peneliti menganalisa kebiasaan minum teh hijau dan kopi pada 83.269 orang dewasa di Jepang dan memantau mereka sedikitnya selama 13 tahun. Mereka menemukan bahwa semakin banyak orang-orang itu minum teh hijau atau kopi, maka semakin rendah risiko terserang stroke.
Orang yang minum sedikitnya secangkir kopi dalam sehari, memiliki risiko terkena stroke 20 persen lebih rendah dibanding mereka yang jarang minum. Orang yang minum sedikitnya dua-tiga cangkir teh hijau dalam sehari mendapat 14 persen lebih rendah risikonya terkena serangan stroke dan orang-orang yang minum sedikitnya empat cangkir mengalami 20 persen lebih rendah terkena stroke dibanding mereka yang jarang minum.
Mereka yang sedikitnya minum dua cangkir kopi atau dua cangkir teh hijau dalam sehari mengurangi 32 persen risiko terkena perdarahan di dalam otak dibandingkan mereka yang jarang minum kedua jenis minuman tersebut.
Perdarahan di dalam otak terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak meledak sehingga menyebabkan perdarahan di dalam otak, dan 13 persen serangan stroke terjadi akibat perdarahan tersebut.
Peserta yang dipantau dalam penelitian ini berusia antara 45-74 tahun, dengan gender yang hampir sama, juga bebas dari penyakit kanker dan jantung.
Selama 13 tahun masa pemantauan, peneliti mengulas catatan kesehatan peserta yang dikeluarkan oleh rumah sakit, maupun catatan penyebab kematian, mengumpulkan data sakit jantung dan stroke.
Temuan tersebut diselaraskan dengan data usia, jenis kelamin, faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, berat tubuh, pola makan dan kegiatan olahraga.
Teh dan kopi merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, sehingga diduga hasil penelitian ini akan sama bila diterapkan di Amerika dn negara-negara lain, kata para peneliti.
Belum jelas bagaimana teh hijau bisa mempengaruhi risiko stroke. Kandungan katekin di dalam teh mungkin bisa menjadi pelindung, kata mereka.
Katekin mengandung anti-oksidan, anti-pembengkanan, meningkatkan kemampuan plasma anti-oksidan serta pengaruh anti-trombogenik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013