Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Titus Nursiwa, mengklaim kasus angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan angka kematian bayi (AKB) di kabupaten itu cenderung menurun setiap tahunnya.

"Dari Data yang disampaikan Bidang Kesejahteraan Keluarga Dan Gizi pada 2010 tercatat AKI 16 kasus dan AKB 81 kasus. Pada 2011, AKI 11 kasus dan AKB 65 kasus, dan pada 2012 AKI 16 kasus per 100 ribu kelahiran hidup, dan AKB 55 kasus per 1000 kelahiran hidup," kata Titus di Sungai Raya, Jumat.

Titus menjelaskan, jika dibandingkan dengan 2004 sebelum pemekaran, dimana hasil survei Badan Pusat Statitik menyebutkan AKI mencapai 359 jiwa per 100 ribu kelahiran hidup dan AKB 36 jiwa per 1000 ribu kelahiran hidup.

"Ini data dari BPS, berdasarkan laporan yang masuk pada tiga tahun terakhir," tuturnya.

Dia mengakui, memang dari data kasus tersebut AKI mengalami penurunan yang sangat signifikan. Sementara pada AKB angka penurunan masih berkisaran puluhan, sehingga pihaknya terus berupaya menekan penurunan AKB di bawah angka 40 jiwa.

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil survei BPS itulah pihaknya melakukan program-program yang bertujuan menekan angka AKI dan AKB, seperti dengan meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di setiap desa.

"Target MDG,s kita pada 2015 untuk AKI 102 per 100 ribu jiwa dan AKB 36 jiwa per 1000 jiwa angka kelahiran hidup," kata Titus.

Untuk mencapai target tersebut, lanjut dia upaya-upaya yang akan dilakukan pihaknya adalah memaksimalkan tenaga-tenaga kesehatan dalam hal ini adalah yang ada di tingkat desa. Dengan harapan masyarakat dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan pelayanan dalam hal ketika melahirkan.

Selama ini, dia menambahkan tidak dipungkiri masih banyak masyarakat yang lebih memilih melahirkan ke dukun-dukun beranak. Sehingga ketika kondisinya sudah parah, barulah dibawa ke bidan yang ada di Posyandu maupun di Polindes.

"Ini yang banyak terjadi, sehingga kita berharap masyarakat dapat sadar bahwa keselamatan mereka sangat penting," tuturnya.

Dia pun meminta kepada tokoh masyarakat, tokoh agama untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar pada saat melahirkan dapat lebih memilih bidan. Kalaupun memang memilih ke dukun beranak, lebih baik didampingi oleh bidan.

"Yang jelas, fasilitas kita sudah lengkap dan bagi ibu melahirkan minimal selama hamil bisa empat kali memeriksa kehamilannya dan itu gratis," kata Titus.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013