Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar pertemuan dengan 496 ketua kader Posyandu untuk merevitalisasi peran dan tugas posyandu dalam menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi/balita (AKB) di daerah itu.
"Dari 496 ketua kader Posyandu ini, mereka berasal dari 20 Puskesmas dan 9 kecamatan. Saya merasa bangga dengan semangat kader Posyandu yang tanpa mengenal lelah memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan di Sungai Raya, Rabu.
Marijan mengharapkan, dengan adanya pertemuan ini semua kader kesehatan bisa melakukan langkah percepatan untuk menurunkan AKI, AKB, gizi buruk dan stunting.
"Saya juga mengharapkan, para kader Posyandu ini juga bisa mengawal 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan Ibu hamil dengan memberikan makanan tambahan," tuturnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada kader kesehatan agar bisa mendapatkan ibu hamil yang ada di masing-masing desa dan dusun. Sehingga langkah awal untuk menurunkan AKI dan AKB, gizi buruk dan stunting ini bisa sedini mungkin dideteksi dan diatasi langsung melalui proses persalinan yang baik dan benar.
Marijan menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam kebijakannya selalu mencari formula strategis yang solutif. Satu di antaranya yaitu melalui program Selasa-Jumat (Salju) Terpadu. Salju Terpadu merupakan program untuk mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan.
"Yakni dengan kunjungan petugas kesehatan ke rumah-rumah warga alias sistem jemput bola. Di mana pada hari Selasa dilakukan pelayanan kesehatan keluarga, seperti pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, pemberian vitamin, KB, kandungan, dan persalinan. Adapun di hari Jumat diberikan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular dan tidak menular," kata Marijan.