Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan kebijakan harga bahan bakar minyak subsidi akan dibahas dalam sidang kabinet setelah 26 April 2013.

"Tunggu Presiden pulang pada 26 April, lalu kami rapat," katanya di Jakarta, Rabu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah melakukan kunjungan kerja ke tiga negara yakni Singapura, Myanmar, dan Brunei.

Presiden dan rombongan yang berangkat Senin (22/4) dijadwalkan  tiba kembali di Tanah Air pada Jumat (26/4).

Menurut Jero, saat ini, pemerintah masih terus membahas persiapan rencana kenaikan harga BBM untuk mobil pribadi tersebut.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro menambahkan, pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) masih mempersiapkan teknis pelaksanaan rencana tersebut.

Sementara, persiapan aturan pendukung, lanjutnya, sudah selesai.  "Pada 26 April sudah selesai semua," katanya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan pengurangan subsidi BBM dengan menaikkan harganya bagi masyarakat mampu.

"Bagi yang tidak mampu,  subsidi BBM masih diberi dan bagi yang mampu, ada kenaikan harga BBM. Ekonomi akan sehat dan adil untuk rakyat," kata Presiden Yudhoyono seperti dikutip dari salah satu kicauan berserinya dalam media sosial "twitter" di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, melalui pengurangan subsidi BBM tersebut maka fiskal dan APBN tidak jebol.

Hal itu dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menjawab pertanyaan pelaku bisnis dan wartawan dalam acara Thompson Reuters Newsmaker di Singapura, Selasa.

Dalam kicauan itu, Presiden memakai kode *SBY* yang berarti ditulisnya sendiri.

Pemerintah menyiapkan skenario kenaikan harga BBM subsidi jenis premium dan solar untuk mobil pribadi dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 per liter mulai Mei 2013.

Sementara, harga BBM subsidi untuk sepeda motor dan angkutan umum tetap Rp4.500 per liter.

Kalau kenaikan harga BBM untuk mobil pribadi diterapkan mulai Mei 2013, penghematan subsidi BBM yang didapat bisa Rp21 triliun.

Sebanyak 45 persen dari sekitar 5.000 SPBU yang ada di seluruh Indonesia akan menjual premium subsidi dengan harga Rp6.500 per liter.  Sedangkan, 55 persen sisanya akan menjual premium seharga Rp4.500 per liter.

Untuk solar, skenarionya adalah 90 persen SPBU akan menjual dengan harga Rp4.500 dan 10 persen lainnya menjual Rp6.500 per liter.

Pewarta: Kelik Dewanto

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013