Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian ESDM masih mengkaji wacana puasa penjualan BBM subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum pada waktu tertentu seperti akhir pekan dan hari libur.
Sekjen Kementerian ESDM M Teguh Pamudji di Jakarta, Jumat mengatakan, pihaknya mencari opsi terbaik dan memungkinkan dalam pelaksanaannya.
"Kami masih kaji puasa BBM termasuk aspek legalnya," katanya.
Menurut dia, sesuai amanat UU, upaya penghematan mesti dilakukan.
Pada Rabu (28/5), Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo memimpin rapat pengendalian subsidi BBM dan listrik di Kementerian ESDM.
Rapat dihadiri antara lain Dirjen Migas Edy Hermantoro, Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, Wakil Presiden Senior Pemasaran dan Distribusi BBM PT Pertamina (Persero) Suhartoko, dan Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PLN Murtaqi Syamsuddin.
Usai rapat, Susilo enggan menjelaskan hasilnya.
Menurut dia, sejumlah opsi pengendalian BBM subsidi dibahas termasuk puasa BBM subsidi di akhir pekan dan hari libur.
"Tunggu saja," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan mengupayakan untuk mengurangi pemakaian BBM pada 2014 di bawah kuota 48 juta kiloliter.
Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan pihaknya tidak berencana menaikkan harga BBM subsidi selama sisa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono hingga Oktober 2014.
"Sisa waktu tinggal lima bulan, tidak pas naikkan (harga BBM)," katanya pekan lalu.
Menurut dia, pemerintah akan mencari cara selain kenaikan harga BBM untuk menekan pembengkakan subsidi pada 2014.
Opsi yang sedang dikaji antara lain stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak menjual BBM subsidi saat Sabtu-Minggu dan hari libur.
Kuota BBM subsidi dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar 48 juta kiloliter yang terdiri dari premium 32,45 juta kiloliter, solar 14,64 juta kiloliter, dan minyak tanah 0,9 juta kiloliter.
(K007/B. Suyanto)
Kementerian ESDM Masih Kaji Puasa BBM Subsidi
Jumat, 30 Mei 2014 22:21 WIB