Sungai Kakap (Antara Kalbar) - Warga Desa Punggur Kapuas Kecamatan Sungai Kakap kecewa dengan pembangunan jembatan senilai Rp2,8 miliar yang menghubungkan antardesa yang dikerjakan sejak 2011 hingga saat ini tidak kunjung selesai.
    
"Kita mendapatkan informasi adanya potongan anggaran dari Dinas Bina Marga dan Perairan Kabupaten Kubu Raya terhadap proyek tersebut. Pembangunan jembatan yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011 sebesar Rp1,5 miliar dan ditambah lagi pada APBD 2012 Rp1,3 miliyar sama sekali belum menampakan akan selesai, bahkan pengerjaannya dapat dikatakan  tidak jelas, dimana dibibir sungai baru terpasang beberapa tiang jembatan, sementara puluhan tiang jembatan lainnya dibiarkan begitu saja di daratan," kata Tokoh Masyarakat Desa Punggur Kapuas, Fran Faradi di Sungai Raya, Selasa.
    
Bahkan tiang yang telah ditancapkan, tampak telah miring dan beberapa ada yang telah tumbang. Bukan hanya itu, tiang-tiang jembatan yang dibiarkan begitu saja di daratan kini telah ada yang rusak, seperti retak dan patah.
   
"Jembatan lama dulunya menggunakan kayu, rusak akibat banjir besar pada 2010 lalu. Kami mengusulkan perbaikan dan alhamdulillah diterima akan tetapi sejak dimulai pekerjaan hingga saat ini jembatan yang didamba-dambakan masyarakat di sini tidak kunjung selesai," tuturnya.
    
Dia menjelaskan, berdasarkan usulan perbaikan jembatan tersebut, kemudian Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengucurkan anggaran dana talangan yang dikuncurkan pemerintah provinsi. Tapi berdasarkan papan pengumuman proyek yang dulunya dipasang dilokasi proyek tercatat, pada 2011 anggaran yang diperuntukan pada tahap pertama sebesar Rp1,5 miliar, pada tahap kedua Rp900 juta lebih dan tahap ketiga sebesar Rp300 juta lebih.
    
Sehingga, lanjut dia total anggaran yang dikucurkan sejak 2011 hingga 2012 sudah mencapai Rp2,8 miliar. Namun, yang menjadi pertanyaan kita, hingga saat ini proyek pembangunan jembatan tersebut tidak kunjung selesai.
   
"Berdasarkan penjelasan kontraktor, pengerjaan jembatan ini akan selesai pada 2014. Tapi melihat kenyataan yang ada kami tidak yakin ini bisa selesai tepat waktu. Yang jelas jembatan ini sangat dibutuhkan masyarakat sebagai urat nadi transportasi," katanya.
    
Kepala Desa Punggur Besar, E.Effendi menjelaskan berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kontraktor, Arani bahwa pihak kontraktor enggan melanjutkan pengerjaan pembangunan jembatan semi tol di Desa Punggur Kapuas yang sebelumnya merupakan bagian Desa Punggur Besar, lantaran tidak sanggup dengan potongan-potongan anggaran yang dilakukan oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Kubu Raya, Siswanto.
    
Menurutnya, proyek pembangunan jembatan tersebut sudah dua kali dikucurkan dana tambahan, yakni pada 2011 dan 2012. Dan informasi yang didapat dari kontraktor, dana tambahan pada tahun anggaran 2013 sudah disiapkan sebesar Rp1 miliyar.
    
"Yang jelas dari kontraktor sudah tidak sanggup melanjutkan, karena besarnya potongan yang dilakukan pihak Dinas Bina Marga," tuturnya.
    
Yang menjadi pertanyaan, dia menambahakan anggaran yang sampai miliyaran tersebut ternyata tidak menghasilkan jembatan yang sesuai dengan rencana pembangunan. Hal itu dapat dilihat dari fisik pembangunan, dimana baru terpasang beberapa tiang jembatan dan pondasi jembatan yang ada di pinggiran sungai.
   
"Jelas proyek ini tidak jelas, masa anggaran besar tapi hasilnya nihil. Tentu masyarakat yang sangat berharap dengan adanya pembangunan jembatan itu kecewa karena itu adalah penghubung transportasi masyarakat," katanya.
    
Sementara itu, salah seorang warga setempat, Anoldi mengaku kecewa dengan proyek pembangunan jembatan tersebut lantaran tidak kunjung selesa. Menurutnya, karena tidak jembatan penghubung terpaksa masyarakat menggunakan jasa perahu motor.
    
"Perahu motor yang digunakan waktunya terbatas, kalau malam sudah tidak ada. jadi kalau ada warga yang sakit atau akan melahirkan kami menjadi susah untuk membawanya ke puskesmas," tuturnya.
    
Sebagai warga, dia meminta pemerintah kabupaten untuk segera menuntaskan pekerjaan pembangunan jembatan tersebut. Karena masyarakat sangat berharap jembatan tersebut dapat bisa digunakan untuk kepentingan transportasi.
    
"Kami masyarakat kecil yang tentu berharap desa kami bisa diseberangi dengan jembatan. Tapi tiga tahun ini kami sangat susah, karena harus menggunakan motor air. Dimana hati nurani pejabat di Kubu Raya," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013