Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy
Sanjaya mengatakan 80 ribu orang dari sasaran 800 ribu orang berusia
15-24 tahun telah menerima kampanye penanggulangan AIDS di provinsi ini
sejak 2006, yang melibatkan berbagai pihak.
"Berbagai pihak itu, mulai dari Komisi Penanggulangan AIDS, pemangku kepentingan, satuan kerja perangkat daerah hingga Badan Narkotika Nasional," kata Christiandy Sanjaya saat telekonferensi dengan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan pihak terkait dari 10 provinsi, di Pontianak, Kamis.
Menurut dia, berbagai kegiatan telah dilakukan diantaranya melalui kurikulum sekolah untuk mengkampanyekan program tersebut.
Namun, lanjut dia, pemahaman mengenai HIV/AIDS di kalangan masyarakat dari kampanye yang telah dilakukan itu, sekitar 62 persen.
Ia mengakui, di daerah yang ekonominya tumbuh dan meningkat, efek dari ancaman penyakit yang belum ditemukan obatnya itu, tetap ada. "Bagaimana kita dapat membentengi diri mulai dari keluarga, masyarakat dengan agama yang kuat," ujar dia.
Selain itu, berupaya memberi penjelasan ke masyarakat, tentang bahayanya HIV/AIDS serta narkoba. "Jadi, sebenarnya pertumbuhan ekonomi sepatutnya kita syukuri karena perekonomian masyarakat meningkat, dan kita berharap agar pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan pertumbuhan hal-hal yang negatif," katanya menegaskan.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada kesempatan itu menyatakan pencapaian kampanye Program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) untuk Provinsi Kalbar terbilang rendah yakni baru 9,5 persen hingga 10 persen.
"Pertumbuhan ekonomi di Kalbar terus meningkat. Sehingga proyek pembangunan juga meningkat," kata dia. Namun, ia mengingatkan, potensi peningkatan terjadinya pelacuran maupun penggunaan narkoba juga bertambah.
Ia mengatakan Pemprov Kalbar dan Komisi Penanggulangan AIDS setempat serta pemangku kepentingan terkait harus bekerja lebih keras untuk mengampanyekan program tersebut.
Program ABAT sendiri diluncurkan tahun 2012 dengan sasaran remaja 15 tahun hingga 24 tahun atau belum pernah menikah yang berperilaku berisiko sadar agar memeriksakan diri sehingga tidak menularkan HIV/AIDS.
Terkait hal itu, telah dilatih beberapa fasilitator di sejumlah wilayah di Kalbar seperti Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya, Sambas, Landak dan Ketapang.
Provinsi yang mengikuti telekonferensi itu yakni Kalbar, Bali, DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Riau dan Sumatera Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Berbagai pihak itu, mulai dari Komisi Penanggulangan AIDS, pemangku kepentingan, satuan kerja perangkat daerah hingga Badan Narkotika Nasional," kata Christiandy Sanjaya saat telekonferensi dengan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan pihak terkait dari 10 provinsi, di Pontianak, Kamis.
Menurut dia, berbagai kegiatan telah dilakukan diantaranya melalui kurikulum sekolah untuk mengkampanyekan program tersebut.
Namun, lanjut dia, pemahaman mengenai HIV/AIDS di kalangan masyarakat dari kampanye yang telah dilakukan itu, sekitar 62 persen.
Ia mengakui, di daerah yang ekonominya tumbuh dan meningkat, efek dari ancaman penyakit yang belum ditemukan obatnya itu, tetap ada. "Bagaimana kita dapat membentengi diri mulai dari keluarga, masyarakat dengan agama yang kuat," ujar dia.
Selain itu, berupaya memberi penjelasan ke masyarakat, tentang bahayanya HIV/AIDS serta narkoba. "Jadi, sebenarnya pertumbuhan ekonomi sepatutnya kita syukuri karena perekonomian masyarakat meningkat, dan kita berharap agar pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan pertumbuhan hal-hal yang negatif," katanya menegaskan.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada kesempatan itu menyatakan pencapaian kampanye Program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) untuk Provinsi Kalbar terbilang rendah yakni baru 9,5 persen hingga 10 persen.
"Pertumbuhan ekonomi di Kalbar terus meningkat. Sehingga proyek pembangunan juga meningkat," kata dia. Namun, ia mengingatkan, potensi peningkatan terjadinya pelacuran maupun penggunaan narkoba juga bertambah.
Ia mengatakan Pemprov Kalbar dan Komisi Penanggulangan AIDS setempat serta pemangku kepentingan terkait harus bekerja lebih keras untuk mengampanyekan program tersebut.
Program ABAT sendiri diluncurkan tahun 2012 dengan sasaran remaja 15 tahun hingga 24 tahun atau belum pernah menikah yang berperilaku berisiko sadar agar memeriksakan diri sehingga tidak menularkan HIV/AIDS.
Terkait hal itu, telah dilatih beberapa fasilitator di sejumlah wilayah di Kalbar seperti Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya, Sambas, Landak dan Ketapang.
Provinsi yang mengikuti telekonferensi itu yakni Kalbar, Bali, DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Riau dan Sumatera Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013