Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Ketapang Henrikus bertekad memajukan sektor pertanian di wilayah itu dan menghasilkan petani-petani "berdasi" yang sejahtera serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Menurut Bupati Ketapang Henrikus di Ketapang, Jumat, ada sejumlah program yang dicanangkan di Kabupaten Ketapang terkait dengan ketahanan pangan.
"Di antaranya program kawasan pangan yang dikelola oleh konsorsium BUMN. Ini salah satunya untuk mempercepat dan meningkatkan produktivitas petani," ujar dia.
Sedangkan dari Pemkab Ketapang, juga melakukan program percepatan dan perluasan areal tanam, serta perbaikan mutu hasil.
Selain itu, Pemkab Ketapang juga telah menyiapkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan), baik untuk sebelum panen maupun sesudah panen. Peralatan tersebut diantaranya traktor tangan, perontok padi, penggilingan padi skala kecil, serta alsintan tepat guna lainnya.
"Lahan-lahan tidur selama ini, dapat digunakan dan dioptimalkan untuk menanam padi," ujar Henrikus yang sebelumnya sempat dikabarkan sakit berat itu.
Ia berharap, program tersebut sinergis dengan pengamanan pangan nasional. Salah satunya, stok beras ditargetkan mencapai surplus 10 juta ton pada tahun 2014.
Berdasarkan data Pemkab Ketapang, angka produksi padi sebesar 81.098 ton, atau terjadi kenaikan sebesar 19.14 persen, dibanding tahun 2011.
"Kenyataan ini cukup membanggakan, karena Ketapang tetap mempertahankan eksistensinya terhadap peningkatan produksi padi," kata Henrikus.
Luas kawasan pangan di Kabupaten Ketapang itu rencananya 40 ribu hektare. Tahap pertama, ditargetkan 1.000 hektare.
Lokasi untuk kawasan pangan dengan tanaman utama padi itu berada di Desa Sungai Jawi, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang. Menteri BUMN Dahlan Iskan tanam perdana di lokasi itu pada pertengahan Desember 2012 tepatnya tanggal 17. BUMN yang terlibat dalam program kawasan pangan itu diantaranya PT Sang Hyang Sri, PT Hutama Karya dan PT Indra Karya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Menurut Bupati Ketapang Henrikus di Ketapang, Jumat, ada sejumlah program yang dicanangkan di Kabupaten Ketapang terkait dengan ketahanan pangan.
"Di antaranya program kawasan pangan yang dikelola oleh konsorsium BUMN. Ini salah satunya untuk mempercepat dan meningkatkan produktivitas petani," ujar dia.
Sedangkan dari Pemkab Ketapang, juga melakukan program percepatan dan perluasan areal tanam, serta perbaikan mutu hasil.
Selain itu, Pemkab Ketapang juga telah menyiapkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan), baik untuk sebelum panen maupun sesudah panen. Peralatan tersebut diantaranya traktor tangan, perontok padi, penggilingan padi skala kecil, serta alsintan tepat guna lainnya.
"Lahan-lahan tidur selama ini, dapat digunakan dan dioptimalkan untuk menanam padi," ujar Henrikus yang sebelumnya sempat dikabarkan sakit berat itu.
Ia berharap, program tersebut sinergis dengan pengamanan pangan nasional. Salah satunya, stok beras ditargetkan mencapai surplus 10 juta ton pada tahun 2014.
Berdasarkan data Pemkab Ketapang, angka produksi padi sebesar 81.098 ton, atau terjadi kenaikan sebesar 19.14 persen, dibanding tahun 2011.
"Kenyataan ini cukup membanggakan, karena Ketapang tetap mempertahankan eksistensinya terhadap peningkatan produksi padi," kata Henrikus.
Luas kawasan pangan di Kabupaten Ketapang itu rencananya 40 ribu hektare. Tahap pertama, ditargetkan 1.000 hektare.
Lokasi untuk kawasan pangan dengan tanaman utama padi itu berada di Desa Sungai Jawi, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang. Menteri BUMN Dahlan Iskan tanam perdana di lokasi itu pada pertengahan Desember 2012 tepatnya tanggal 17. BUMN yang terlibat dalam program kawasan pangan itu diantaranya PT Sang Hyang Sri, PT Hutama Karya dan PT Indra Karya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013