Pontianak (Antara Kalbar) - Tim Persipon atau "Elang Khatulistiwa" menyatakan, membutuhkan dana besar untuk bertanding di putaran kedua Liga Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) 2013.
"Paling tidak Persipon membutuhkan dana sekitar Rp2 miliar untuk mengikuti kompetisi pada LDU LPIS putaran dua," kata Humas PT Persipon Elang khatulistiwa Alvia Alhadi di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, hasil evaluasi manajemen Persipon untuk mengikuti kompetisi LDU LPIS yang akan dimulai awal Juli 2013, yang akan lebih banyak bertanding di kandang lawan sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Pada putaran pertama saja yang lebih banyak bertanding di kandang sendiri pihak manajemen belum mampu mendapatkan dana yang memadai dari pihak sponsor maupun dari penjualan tiket, katanya.
"Manajemen Persipon harus merogoh kocek hingga Rp1,3 miliar selama kompetisi putaran pertama LPIS," ungkap Alvia.
Pengeluaran cukup besar itu, seperti untuk pembayaran gaji para pemain termasuk pelatih, sehingga membutuhkan dukungan dana dari pihak sponsor, maupun wali kota Pontianak, untuk melanjutkan Persipon pada LDU LPIS putaran kedua, katanya.
Tim Persipon pada putaran pertama LPIS hanya menang satu kali atas Persipasi Bekasi, kemudian menang tanpa tanding atas Persikab dan PSIS Semarang, kemudian seri menghadapi PSBL Langsa, Persika Karawang.
Tim Persipon takluk atas PSMS Medan, Persitara Jakarta Utara dan Lampung FC, katanya.
"Pada putaran pertama kompetisi LPIS, tim Persipon sangat terbantu dengan pemain lokal, tanpa adanya dukungan pemain asing, dan hanya diperkuat oleh Kurniawan Dwi Yulianto sang legendaris pemain sepak bola Indonesia," ujar Alvia.
(A057)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Paling tidak Persipon membutuhkan dana sekitar Rp2 miliar untuk mengikuti kompetisi pada LDU LPIS putaran dua," kata Humas PT Persipon Elang khatulistiwa Alvia Alhadi di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, hasil evaluasi manajemen Persipon untuk mengikuti kompetisi LDU LPIS yang akan dimulai awal Juli 2013, yang akan lebih banyak bertanding di kandang lawan sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Pada putaran pertama saja yang lebih banyak bertanding di kandang sendiri pihak manajemen belum mampu mendapatkan dana yang memadai dari pihak sponsor maupun dari penjualan tiket, katanya.
"Manajemen Persipon harus merogoh kocek hingga Rp1,3 miliar selama kompetisi putaran pertama LPIS," ungkap Alvia.
Pengeluaran cukup besar itu, seperti untuk pembayaran gaji para pemain termasuk pelatih, sehingga membutuhkan dukungan dana dari pihak sponsor, maupun wali kota Pontianak, untuk melanjutkan Persipon pada LDU LPIS putaran kedua, katanya.
Tim Persipon pada putaran pertama LPIS hanya menang satu kali atas Persipasi Bekasi, kemudian menang tanpa tanding atas Persikab dan PSIS Semarang, kemudian seri menghadapi PSBL Langsa, Persika Karawang.
Tim Persipon takluk atas PSMS Medan, Persitara Jakarta Utara dan Lampung FC, katanya.
"Pada putaran pertama kompetisi LPIS, tim Persipon sangat terbantu dengan pemain lokal, tanpa adanya dukungan pemain asing, dan hanya diperkuat oleh Kurniawan Dwi Yulianto sang legendaris pemain sepak bola Indonesia," ujar Alvia.
(A057)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013