Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan Wahana Visi Indonesia (WVI) menggelar pelatihan bagi "konselor menyusui" gelombang kedua.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro do Pontianak, Selasa, pelatihan untuk mencetak konselor menyusui yang berkompeten membantu permasalahan ibu menyusui dan memberikan pendampingan dalam suksesnya proses menyusui.

"Untuk menyelesaikan masalah kesehatan, memang dibutuhkan pendampingan agar berhasil. Dari mulai proses awal hingga selesainya harus didampingi," ujar dia.

Selain itu, ia menambahkan, yang terpenting, yakni keahlian, dimana melalui pelatihan tersebut akan mencetak ahli ASI.

Ia mengakui, masih terjadi kekurangan konselor ASI di Kota Pontianak. "Kami akan terus berusaha untuk mencetak konselor menyusui. Hanya saja, jangka waktu yang lama memang tidak bisa melahirkan konselor menyusui secara cepat," kata dia.

Ia mengatakan, wilayah kota terbilang lebih beruntung dibanding daerah lain di Kalbar yang belum tentu dapat memenuhi kebutuhan konselor menyusuinya.

"Diharapkan, dengan adanya pelatihan konselor menyusui ini mampu membantu mengatasi permasalahan itu, apalagi jika ada bidan atau tenaga kesehatan dari pemerintah yang ikut pelatihan ini," tegas Multi.

Sementara itu, Manajer Wahana Visi Indonesia Kalimantan Barat, Amron Gultom mengatakan, pelatihan ini merupakan bentuk dukungan proses menyusui dari ibu untuk anaknya.

"Ini juga merupakan salah satu implementasi pengembangan masalah kesehatan di Kota Pontianak yang mendapat dukungan pemerintah kotanya," jelasnya.

Pihaknya mencatat saat ini di Kota Pontianak, baru ada 50 orang konselor menyusui.

"Saat ini jumlah tersebut akan bertambah dari pelatihan konselor menyusui gelombang kedua ini sebanyak 22 orang," kata Abrar.

Ia menyadari jumlah tersebut masih sangat kurang dengan angka kelahiran bayi yang mencapai 13.000 bayi yang lahir setiap tahunnya.

"Sehingga jumlah konselor menyusui masih belum berimbang dengan jumlah kelahiran bayi. Padahal, untuk mencetak konselor menyusui membutuhkan waktu yang cukup lama, satu tahun saja hanya bisa melahirkan sedikitnya 50 orang saja," ungkap Abrar.

 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013