Santubong, Sarawak (Antara Kalbar) - Sebanyak sembilan band kotemporer internasional tampil dalam memeriahkan pembukaan Rainforest World Music Festival (RWMF) ke-XVI, di Kampung Budaya Sarawak, Malaysia, Jumat malam.
Aksi dari sembilan musisi di malam pembukaan tersebut cukup memukau para pengunjung, sehingga tidak sedikit yang juga ikut berjingkrak-jingkrak mengikuti irama dari band-band pembuka itu, yang dimulai pukul 08.00 - 00.00 waktu setempat.
Sebagian besar band berasal dari Sarawak, diantaranya Native Chant, Juk Wan Emang, Lan E` Tuyang, dan Rhtyhm in Bronze.
Sedangkan musisi dunia lainnya yaitu, Rey Vallenato Beto Jamaica dari Kolombia, Chet Nuneta dari Perancis, Alp Bora dari Austria/Turki, Nunukul Yuggera dari Australia dan Kila dari Irlandia.
"Kami menggabungkan bagian-bagian instrumen musik dari seluruh dunia untuk kemudian kita buat lagu yang menjadi khas kita," kata Chet Nuneta dari Perancis.
Ditambahkannya, berbagai musik tradisional antarbenua yang sebagian besar perkusi juga ditampilkan dengan gaya teater vokal.
"Sekitar 25 bahasa dari seluruh dunia turut dimasukkan dalam musik kami," ungkapnya.
Sementara itu, Australia, Nunukul Yuggera menampilkan musik dan tari Aborigin tradisional, mereka juga menggambarkan kehidupan, agama dan legenda suku yang unik dari suku Aborigin asli Australia.
RWMF ke-XVI tahun 2013 diselenggarakan mulai 28 - 30 Juni 2013 di Kampung Budaya Sarawak, Malaysia.
Ketua Dewan Pariwisata Sarawak, Dato` Rasyid Khan mengatakan, sebanyak 21 band kotemporer internasional siap memeriahkan RWMF ke-XVI Sarawak, Kuching.
Ke-21 band kotemporer itu, diantaranya, ALP Bora (Turki), Chet Nuneta (Perancis) Dizu Plaatjies and The Ibuyambo Ensemble (Afrika Selatan), Gema SLDN-SCV (Sarawak), Rafli Wa Saja (Indonesia), Habadekuk (Denmark), Kila (Irlandia), Kries (Kroasia), Lan E` Tuyang (Sarawak), Madeeh (Sarawak), Maya Green (Sarawak), Mohsen Sharifian and The Lian Band (Iran) Native Chanting (Sarawak), Nunukul Yuggera (Australia), Korean Performing Arts (Korea), Pine Leaf Boys (Amerika Serikat), Rey Vallenato Beto Jamaica (Kolombia), Rhythm In Bronze (Malaysia), Shangyin Chinese Chamber Music Ensemble (Sarawak), dan Spritual Seasons (Ukraina).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Aksi dari sembilan musisi di malam pembukaan tersebut cukup memukau para pengunjung, sehingga tidak sedikit yang juga ikut berjingkrak-jingkrak mengikuti irama dari band-band pembuka itu, yang dimulai pukul 08.00 - 00.00 waktu setempat.
Sebagian besar band berasal dari Sarawak, diantaranya Native Chant, Juk Wan Emang, Lan E` Tuyang, dan Rhtyhm in Bronze.
Sedangkan musisi dunia lainnya yaitu, Rey Vallenato Beto Jamaica dari Kolombia, Chet Nuneta dari Perancis, Alp Bora dari Austria/Turki, Nunukul Yuggera dari Australia dan Kila dari Irlandia.
"Kami menggabungkan bagian-bagian instrumen musik dari seluruh dunia untuk kemudian kita buat lagu yang menjadi khas kita," kata Chet Nuneta dari Perancis.
Ditambahkannya, berbagai musik tradisional antarbenua yang sebagian besar perkusi juga ditampilkan dengan gaya teater vokal.
"Sekitar 25 bahasa dari seluruh dunia turut dimasukkan dalam musik kami," ungkapnya.
Sementara itu, Australia, Nunukul Yuggera menampilkan musik dan tari Aborigin tradisional, mereka juga menggambarkan kehidupan, agama dan legenda suku yang unik dari suku Aborigin asli Australia.
RWMF ke-XVI tahun 2013 diselenggarakan mulai 28 - 30 Juni 2013 di Kampung Budaya Sarawak, Malaysia.
Ketua Dewan Pariwisata Sarawak, Dato` Rasyid Khan mengatakan, sebanyak 21 band kotemporer internasional siap memeriahkan RWMF ke-XVI Sarawak, Kuching.
Ke-21 band kotemporer itu, diantaranya, ALP Bora (Turki), Chet Nuneta (Perancis) Dizu Plaatjies and The Ibuyambo Ensemble (Afrika Selatan), Gema SLDN-SCV (Sarawak), Rafli Wa Saja (Indonesia), Habadekuk (Denmark), Kila (Irlandia), Kries (Kroasia), Lan E` Tuyang (Sarawak), Madeeh (Sarawak), Maya Green (Sarawak), Mohsen Sharifian and The Lian Band (Iran) Native Chanting (Sarawak), Nunukul Yuggera (Australia), Korean Performing Arts (Korea), Pine Leaf Boys (Amerika Serikat), Rey Vallenato Beto Jamaica (Kolombia), Rhythm In Bronze (Malaysia), Shangyin Chinese Chamber Music Ensemble (Sarawak), dan Spritual Seasons (Ukraina).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013