Sungai Raya (Antara Kalbar) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat mengharapkan para calon kepala daerah untuk lebih memperhatikan nasib para nelayan, mengingat masih banyak permasalahan yang dialami para nelayan.

"Siapapun yang terpilih nanti, kita harap pemimpin Kubu Raya bisa lebih memperhatikan nelayan, karena banyak masalah yang dihadapi. Diantaranya masalah solar yang sangat langka, kesejahteraan nelayan, dan lain-lainnya," kata Ketua HNSI Kabupaten Kubu Raya, Bahtiar di Sungai Raya, Sabtu.

Bahtiar mengatakan, perhatian kepada nelayan wajib diberikan oleh pemerintah. Baik dengan peningkatan infrastrukur maupun penambahan infrastruktur penunjang.

"Untuk meningkatkan taraf hidup para nelayan, perhatian kepada para nelayan harus ditingkatkan dengan menambah infrastruktur penunjang yang dapat mempermudah aktivitas mereka," tuturnya.

Selain itu, menurut Bahtiar, peran koperasi harus diperkuat agar dapat membantu usaha pemasaran nelayan.

"Adanya koperasi akan dapat membantu para nelayan agar produk yang dijual tidak jatuh ke tangan para tengkulak dan spekulan," katanya.

Secara umum, keberlangsungan hidup dan usaha mereka wajib di jamin karena peran mereka yang tidak kecil dalam membantu pemerintah daam menghasilkan devisa, maka sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka terutama kesehatan dan pendidikannya.

"Pemimpin harus konsen terhadap masyarakat yang berada di kawasan pesisir. Kita dari organisasi nelayan minta permasalahan nelayan yang belum tuntas," pintanya.

Sehingga, hal ini harus disikapi oleh calon pemimpin Kubu Raya secara serius. Makanya, peran pemerintah daerah yang selama ini fokus ke darat, harus beralih ke laut, mengingat lautan merupakan beranda terdepan negara ini.

Sementara itu, salah seorang nelayan Sungai Kakap, Nurhadi, sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah, agar solar kebutuhan nelayan mudah didapat. Mengingat, saat ini bahan bakar solar sangat sulit didapat.

"Kita sangat kesulitan solar. Sehingga, kami susah pergi melaut untuk mencari tangkapan ikan,� kata Nurhadi.

Ia mengaku, biasanya para nelayan mendapatkan pasokan solar dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Nelayan (SPBBN) yang ada di sekitar Sungai Kakap.

Namun sejak beberapa hari ini, pasokan solar untuk SPBBN ini tidak datang, sedangkan jika membeli di SPBU, para nelayan tidak diperbolehkan, karena membeli dengan jerigen.

Para nelayan menduga, pasokan solar ini tetap ada, namun diperjual belikan ke industri dengan harga yang lebih mahal, sehingga nelayan kini menjerit karena tidak bisa pergi melaut untuk mencari nafkah buat keluarga.

"Padahal setiap nelayan membutuhkan minyak solar yang tidak sedikit ketika pergi melaut sekitar 25 liter per nelayan, katanya.

Untuk itu, para nelayan berharap kepada calon pemimpin daerah yang akan bertarung di Pulgub nanti, untuk memperhatikan kesejahteraan nelayan.


(U.KR-RDO/B/M019/M019)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013