Pontianak (Antara Kalbar) - Pengamanan standar untuk lalu lintas di Sungai Kapuas kini dipertanyakan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak, Andreas Acui Simanjaya menyusul ditabraknya lagi Jembatan Kapuas I oleh tongkang pada Selasa, pukul 11.00 WIB.
"Saya sungguh prihatin dan kemudian marah karena tiang peyangga jembatan Tol Kapuas tertabrak lagi, kenapa hal ini bisa terjadi? Tak adakah pengamanan standar untuk lalulintas di sungai?" kata Andreas Acui Simanjaya menanggapi mengenai ditabraknya lagi jembatan Kapuas I di Pontianak.
Sebelumnya, Jembatan Kapuas I pada Jumat (27/8) pukul 19.30 WIB ditabrak ponton atau tongkang bermuatan bauksit. Tabrakan itu menimbulkan kerusakan di pilar keempat jembatan yang dibangun tahun 1980 itu. Namun pada hari ini, tempat yang sama kembali ditabrak tongkang.
Selain mempertanyakan standar pengamanan jembatan, Acui juga menyangsikan kelayakan dari pengemudi kapal tongkang tersebut. Karena menurut dia seharusnya pembawa tongkang memiliki pendidikan dan keahlian untuk mengemudikan kapal.
"Sepengetahuan saya selama ini sebenarnya sering terjadi fender jembatan Kapuas ditabrak, tetapi luput dari perhatian dan pengawasan dan akibat tabrakan itu tidak fatal," katanya.
Menurut Acui lagi, semestinya jika tidak ada petugas rutin yang mengawasi lalu lintas kendaraan di bawah jembatan Kapuas, paling tidak dipasang kamera perekam pada beberapa titik. Sehingga jika ada kejadian, maka bisa dimintai tanggung jawab pelakunya. Selain itu lampu peringatan juga harus sudah dipasang dari jarak tertentu.
Acui yang juga tinggal di Kecamatan Pontianak Utara dan sehari-harinya harus melewati jembatan Kapuas untuk ke pusat Kota Pontianak kini merasa sangat terganggu.
"Saya sebagai penduduk di Pontianak Utara sangat terganggu dengan lumpuhnya lalu lintas di jembatan Kapuas ini, Selain itu banyak aktivitas warga terutama timur dan utara yang terganggu dengan tutupnya jembatan ini sebab selama ini segala fasilitas dan keperluan ada di seberang sungai," katanya.
Untuk ke depan ia mengharapkan pembangunan kota harus diupayakan dapat merata. Bukan hanya di wilayah selatan dan tenggara saja, tetapi juga di wilayah timur dan utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Saya sungguh prihatin dan kemudian marah karena tiang peyangga jembatan Tol Kapuas tertabrak lagi, kenapa hal ini bisa terjadi? Tak adakah pengamanan standar untuk lalulintas di sungai?" kata Andreas Acui Simanjaya menanggapi mengenai ditabraknya lagi jembatan Kapuas I di Pontianak.
Sebelumnya, Jembatan Kapuas I pada Jumat (27/8) pukul 19.30 WIB ditabrak ponton atau tongkang bermuatan bauksit. Tabrakan itu menimbulkan kerusakan di pilar keempat jembatan yang dibangun tahun 1980 itu. Namun pada hari ini, tempat yang sama kembali ditabrak tongkang.
Selain mempertanyakan standar pengamanan jembatan, Acui juga menyangsikan kelayakan dari pengemudi kapal tongkang tersebut. Karena menurut dia seharusnya pembawa tongkang memiliki pendidikan dan keahlian untuk mengemudikan kapal.
"Sepengetahuan saya selama ini sebenarnya sering terjadi fender jembatan Kapuas ditabrak, tetapi luput dari perhatian dan pengawasan dan akibat tabrakan itu tidak fatal," katanya.
Menurut Acui lagi, semestinya jika tidak ada petugas rutin yang mengawasi lalu lintas kendaraan di bawah jembatan Kapuas, paling tidak dipasang kamera perekam pada beberapa titik. Sehingga jika ada kejadian, maka bisa dimintai tanggung jawab pelakunya. Selain itu lampu peringatan juga harus sudah dipasang dari jarak tertentu.
Acui yang juga tinggal di Kecamatan Pontianak Utara dan sehari-harinya harus melewati jembatan Kapuas untuk ke pusat Kota Pontianak kini merasa sangat terganggu.
"Saya sebagai penduduk di Pontianak Utara sangat terganggu dengan lumpuhnya lalu lintas di jembatan Kapuas ini, Selain itu banyak aktivitas warga terutama timur dan utara yang terganggu dengan tutupnya jembatan ini sebab selama ini segala fasilitas dan keperluan ada di seberang sungai," katanya.
Untuk ke depan ia mengharapkan pembangunan kota harus diupayakan dapat merata. Bukan hanya di wilayah selatan dan tenggara saja, tetapi juga di wilayah timur dan utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013