Pontianak(Antara Kalbar) - Perkebunan kelapa sawit PT Harapan Sawit Lestari (HSL) di Provinsi Kalimantan Barat, mendapat sertifikasi penghargaan pasokan kelapa sawit berkelanjutan untuk bahan bakar bio, berdasarkan standarisasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) Uni Eropa.

Hal itu menunjukkan PT HSL milik Cargill telah mendapatkan pengakuan internasional terhadap praktik-praktik minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, kata Chief Operating Officer Cargill Tropical Palm, John Hartmann saat dihubungi dari Pontianak, Jumat.

"Cargill selalu percaya bahwa produksi minyak kelapa sawit mentah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan adalah jalan ke depan bagi industri ini. Kami sudah bekerja keras untuk memastikan bahwa kinerja kami di Indonesia semakin berkelanjutan," ujarnya.

Sertifikasi ISCC Uni Eropa mencakup seluruh rantai pasokan di semua lokasi HSL, yang menghasilkan sekitar 130.000 metrik ton kelapa sawit berkelanjutan per tahun. Termasuk perkebunan milik petani plasma yang dikelola Cargill dengan skema kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya, pabrik serta gudang.

"Bagi Cargill, pencapaian ini mewakili tonggak sejarah strategi minyak kelapa sawit berkelanjutan kami dan kami bangga melanjutkan upaya kami dalam memperkenalkan minyak kelapa sawit berkelanjutan di sektor-sektor yang terkait dengan industri minyak kelapa sawit," katanya.

ISCC merupakan skema sertifikasi yang mempromosikan pertanian bertanggung jawab yang membedakan produk-produk berkelanjutan dari produk yang non-berkelanjutan, termasuk emisi gas rumah kaca.

Skema ini disetujui oleh Uni Eropa untuk menyertakan Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (EU Renewable Energy Directive). Pencapaian itu menunjukkan pula, Cargill mampu menyediakan minyak kelapa sawit yang dimaksudkan untuk aplikasi energi (bio fuel) bagi pelanggan sesuai dengan Arahan Energi Terbarukan (RED).

Sementara untuk tanggung jawab sosial perusahaan, Cargill membantu petani lokal dalam mengadopsi praktik pertanian ramah lingkungan, meningkatkan penggunaan tanah, kualitas dan kuantitas tanaman, dan memperkenalkan praktik-praktik kerja yang aman dan efisien.

Sedangkan di daerah pedesaan dimana pendidikan dan tingkat keaksaraan yang biasanya lebih rendah dibanding perkotaan, inisiatif seperti ini dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan dan pendapatan masyarakat setempat.

Presiden Direktur PT HSL, Ong Kee Chau menuturkan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan petani plasma, pemangku kepentingan dan pemerintah daerah untuk kesejahteraan masyarakat melalui program tersebut.

"Sertifikasi ISCC Uni Eropa menempatkan kami dan lokasi perkebunan kami di Kabupaten Ketapang, Kalbar, Indonesia, berada dalam peta biofuel. Sebagai penggagas kelapa sawit bersertifikat ISCC Uni Eropa, kami sekarang mampu membantu memenuhi permintaan akan aplikasi energi berkelanjutan melalui penggunaan biofuel," katanya.

Sertifikasi ISCC yang diakui secara global itu akan berfungsi sebagai dukungan yang kredibel dari praktik-praktik ramah lingkungan perusahaan itu ke pasar internasional.

Selain PT HSL, perkebunan milik Cargill di Indonesia lainnya yakni PT Hindoli di Sumatera Selatan, membantu satu dari koperasi petani plasma, KUD Mukti Jaya, menjadi penerima sertifikasi ISCC Uni Eropa pertama pada Juni 2012.

Cargill menggandeng 4.300 petani kecil dalam pengelolaan lebih dari 8.500 hektare perkebunan sawit di Kalbar.***3***



(T011/S004)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013