Denpasar (Antara Kalbar) - Pemerintah telah menyiapkan 6.000 dokter ahli yang akan ditempatkan di sejumlah daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK).
"Pemerintah menargetkan dalam waktu tiga tahun terakhir merekrutmen sebanyak enam ribu dokter ahli yang ditempatkan di DTPK," kata Wakil Menteri Kesehatan Prof Dr Ali Ghufron Mukti di Denpasar, Sabtu.
Perekrutan dokter ahli tersebut sebelumnya dilakukan melalui kontrak kerja sehingga semuanya wajib bertugas di DTPK.
"Dengan demikian tidak ada alasan lagi mereka setelah selesai pendidikan tidak mau ke daerah terpencil," katanya.
Setelah dipetakan, di daerah wilayah Indonesia membutuhkan sekitar enam ribu dokter ahli untuk DTPK. Saat ini pemerintah baru bisa menghasilkan sekitar empat ribu orang dokter.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, ada yang sudah selesai pendidikan dan siap ditempatkan. Ada yang masih atau sedang dalam proses penyelesaian studi spesialisasinya.
Ali Ghufron menambahkan adanya kekurangan sekitar dua ribu orang dan akan dilengkapi dalam dua atau tiga tahun ke depan. Bahkan, Kemenkes bukan hanya merekrut tenaga dokter, tetapi juga tenaga keperawatan lainnya yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.
"Jumlah persisnya belum di data. Secara keseluruhan, saat ini Indonesia baru memiliki 30 ribu dokter ahli, termasuk para pengajar di berbagai kampus di Indonesia. Jumlah ini masih dianggap sangat kurang karena jumlah penduduk di Indonesia yang padat dengan sebaran tak merata di berbagai kepulauan," katanya.
Ia juga mengimbau seluruh pemerintah daerah di Indonesia melakukan hal yang sama dengan merekrutmen tenaga kesehatan dan memberikan beasiswa bagi dokter yang bersedia ditempatkan di DTPK.
"Kita punya sekolah keperawatan yang memadai, sekolah dokter yang cukup. Pemda seharusnya melakukan hal yang sama yakni memberi beasiswa dan merekrutmen Sebab, Indonesia sama sekali tidak kekurangan tenaga medis. Kekurangan terjadi karena pemda tidak merekrutnya," ujar Ali Ghufron.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Pemerintah menargetkan dalam waktu tiga tahun terakhir merekrutmen sebanyak enam ribu dokter ahli yang ditempatkan di DTPK," kata Wakil Menteri Kesehatan Prof Dr Ali Ghufron Mukti di Denpasar, Sabtu.
Perekrutan dokter ahli tersebut sebelumnya dilakukan melalui kontrak kerja sehingga semuanya wajib bertugas di DTPK.
"Dengan demikian tidak ada alasan lagi mereka setelah selesai pendidikan tidak mau ke daerah terpencil," katanya.
Setelah dipetakan, di daerah wilayah Indonesia membutuhkan sekitar enam ribu dokter ahli untuk DTPK. Saat ini pemerintah baru bisa menghasilkan sekitar empat ribu orang dokter.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, ada yang sudah selesai pendidikan dan siap ditempatkan. Ada yang masih atau sedang dalam proses penyelesaian studi spesialisasinya.
Ali Ghufron menambahkan adanya kekurangan sekitar dua ribu orang dan akan dilengkapi dalam dua atau tiga tahun ke depan. Bahkan, Kemenkes bukan hanya merekrut tenaga dokter, tetapi juga tenaga keperawatan lainnya yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.
"Jumlah persisnya belum di data. Secara keseluruhan, saat ini Indonesia baru memiliki 30 ribu dokter ahli, termasuk para pengajar di berbagai kampus di Indonesia. Jumlah ini masih dianggap sangat kurang karena jumlah penduduk di Indonesia yang padat dengan sebaran tak merata di berbagai kepulauan," katanya.
Ia juga mengimbau seluruh pemerintah daerah di Indonesia melakukan hal yang sama dengan merekrutmen tenaga kesehatan dan memberikan beasiswa bagi dokter yang bersedia ditempatkan di DTPK.
"Kita punya sekolah keperawatan yang memadai, sekolah dokter yang cukup. Pemda seharusnya melakukan hal yang sama yakni memberi beasiswa dan merekrutmen Sebab, Indonesia sama sekali tidak kekurangan tenaga medis. Kekurangan terjadi karena pemda tidak merekrutnya," ujar Ali Ghufron.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013