Kairo (Antara Kalbar/AFP) - Presiden Mesir yang digulingkan Mohamed Moursi menolak kewenangan pengadilan Mesir yang menurut rencana akan mengadilinya pekan depan atas tuduhan menghasut pembunuhan, kata para pendukungnya, Senin.

Moursi, seorang tokoh Islam dari kelompok Ikhwanul Muslimin  yang adalah presiden terpilih pertama  Mesir, digulingkan  militer  pada 3 Juli setelah protes-protes terhadap pemerintahnya yang baru berumur satu tahun itu.

Ia menurut rencana akan diadili bersama dengan 14 orang lainnya pada 4 November atas tuduhan menghasut pembunuhan berkaitan dengan bentrokan-bentrokan antara para pendukungnya dan para lawannya dekat istana kepresidenan pada Desember 2012.

"Tidak ada pengacara yang akan membela presiden Mohamed Moursi, baik dari warga Mesir maupun asing, karena presiden tidak mengakui pengadilan itu atau setiap tindakan dan proses hasil dari kudeta itu," kata Aliansi Anti-Kudeta yang dipimpin Ikhwanul Muslimin dalam satu pernyataan.

Kelompok itu mengatakan satu tim pengacara Mesir akan menghadiri sidang pengadilan itu dengan Moursi, tetapi hanya "memantau proses itu, tidak untuk membela dia."
    
Kelompok itu mengatakan pernyataannya dipicu oleh laporan-laporan palsu di kelompok-kelompok media pro-militer yang mengatakan Ikhwanul Muslim telah menunjuk para pengacara  dari Turki dan Qatar untuk mendampingi Moursi.

Kelompok itu menyeru para aktivis hak asasi internasional dan para pengacara untuk menghadiri sidang itu untuk melihat langsung "penginjakan keadilan itu."
    
Aliansi Anti-Kudeta menyerukan dilakukan aksi protes massa pada hari sidang itu, yang menimbulkan kekhawatiran lebih jauh aksi kekerasan di negara yang rakyatnya terpecah belah itu.

Pasukan keamanan melakukan satu tindakan keras terhadap para pendukung Moursi pada Agustus, membubarkan dengan keras dua kamp protes di Kairo.

Lebih dari 1.000 orang tewas sejak Moursi digulingkan--sebagian besar pendukungnya-- dan pihak berwenang menahan lebih di 2.000 anggota kelompok Islam termasuk sebagian besar pemimpin Ikhwanul Muslimin.

Moursi sendiri telah ditahan militer sejak ia digulingkan, pada satu tempat yang tidak diketahui.

Penahanan-penahanan itu tidak membuat para pendukung Moursi diam, mereka menyelenggarakan demonstrasi-demonstrasi, yang berubah menjadi aksi kekerasan melawan musuh-musuhnya dan pasukan keamanan.

Sementara itu kelompok garis Islam menyerang satu Gereja Koptik dan pasukan keamanan, terutama di Mesir Hulu dan memburuk menjadi kerusuhan di Semenanjung Sinai.

Para lawan Moursi menuduh dia tidak becus menjalani pemerintah dan menuduh Ikhwanul Muslimn berusaha memonopoli kekuasaan setelah  penggulingan presiden Hosni Mubarak tahun 2011.

Para pendukungnya membantah tuduhan-tuduhan itu dan menunjuk pada kemenangan-kemenangan Ikhwanul Muslimin dalam serangankaian  pemungutan suara setelah Mubarak digulingkan.

(R. Nurdin)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013