Jakarta (Antara Kalbar) - Semakin memburuknya situasi di Mesir yang banyak menimbulkan korban jiwa mengundang beragam tanggapan, di antaranya dari wartawan senior yang juga Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Sesungguhnya, saya tidak pada kapasitas memberikan tanggapan soal Mesir, namun kita bisa memetik pelajaran dari konflik di Mesir itu," ucapnya saat didesak wartawan setelah menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Pusat Pelindo II, Jakarta, Kamis (15/8).
Menurut mantan CEO Harian Jawa Pos dan pendiri Jawa Pos Grup itu, ada dua penyebab konflik di Mesir itu hingga berkepanjangan, yaitu tidak sabar dan sikap toleransi yang tidak bisa dijaga.
"Saya merenung cukup panjang tentang Mesir. Akhirnya kita harus sadar bahwa dalam berdemokrasi perlu kesabaran. Demokrasi tanpa kesabaran maka negara tidak jalan sesuai dengan harapan bangsa," tuturnya.
Mantan Dirut PLN itu menggambarkan Presiden Mohammed Moursi terpilih secara demokratis, namun kurang dari satu tahun justru rakyat tidak puas, kemudian digulingkan.
"Itu bagian dari ketidaksabaran. Memang ada yang tidak puas karena banyak hal, namun jika sudah sepakat menjadi negara demokrasi maka harus mampu menjaga kesabaran," kilahnya.
Selain sikap kesabaran itu, Menteri kelahiran Magetan, Jatim pada 17 Agustus 1951 itu menambahkan hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah sikap toleran.
"Moursi secara demokrasi formal menang 51 persen, tapi realitanya ada 49 persen yang tidak mendukung. Pada kondisi seperti itu, Moursi seharusnya mengedepankan sikap toleran dengan merangkul sebanyak mungkin pejabat dari kalangan yang tidak memilihnya. Ini (toleran) yang tidak dilakukan Morsi," ujarnya.
Jadi, papar suami dari Ny Nafsiah Sabri dan ayah dari Azrul Ananda itu, dalam menjalankan demokrasi di suatu negara itu harus diikuti dengan kesabaran menunggu Pemilu berikutnya, dan toleran dengan pihak yang tidak mendukung Presiden terpilih.
"Tanpa dua aspek itu, rasanya cita-cita menuju sebuah negara demokrasi bisa gagal. Kondisi di Indonesia itu patut disyukuri, ada yang tidak sabar, namun sikap toleransi masih sangat kuat sehingga demokrasi tetap berjalan dengan bagus," tukasnya.