Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Barat, Siti Chadidjah Kaniawati mengatakan dalam empat tahun terakhir ada empat kasus kematian orangutan di Kota Pontianak dan sekitarnya.

"Terakhir di Kota Pontianak, Minggu lalu dimana orangutan dimakan warga setempat," ujar Siti Chadidjah saat dihubungi di Pontianak, Minggu.

Pada tahun 2010, ada kasus kematian induk orangutan di Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak.

Sebelumnya, induk orangutan itu ditangkap warga bersama anaknya. Sang induk yang kabarnya "marah" dan mengamuk, sempat direndam warga di sungai. Selain itu, juga mengalami kekerasan fisik.

Induk orangutan itu akhirnya tewas sedangkan anaknya selamat dan dirawat di Kabupaten Ketapang, oleh organisasi penyelamat hewan.

Kemudian, tahun 2012, satu ekor orangutan mendekati perkampungan di Parit Wak Dongkak, Wajok, Kabupaten Pontianak. Orangutan tersebut tewas saat hendak dirawat karena mengalami luka bakar cukup parah. Luka tersebut dialami setelah pohon dimana orangutan malang itu berada, dibakar.

Lalu, pada Oktober 2013, di Desa Peniraman, juga di Kabupaten Pontianak, satu orangutan tewas. Hasil pemeriksaan BKSDA, orangutan itu mengalami patah di tulang tengkorak karena aksi kekerasan.

Diduga orangutan jantan itu merupakan pasangan dari induk orangutan yang tewas pada tahun 2010.

Peristiwa terakhir yang cukup membuat miris adalah di Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, pada Minggu (3/11). Orangutan yang kondisinya lemah, disembelih warga dan dagingnya dimakan beramai-ramai.

Tiga orang jadi tersangka karena terlibat langsung dalam pembunuhan orangutan dan menyimpan organ atau bagian tubuh dari hewan langka tersebut.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013