Sintang (Antara Kalbar) - Kurikulum baru 2013 akan mulai dilaksanakan pada Juli 2014 untuk seluruh sekolah. Menurut Kepala SMAN 3 Sintang, Heri Bertus, kurikulum baru 2013 ini sangat membantu para guru dalam urusan administrasi. Dengan kurikulum baru ini, para guru tidak direpotkan lagi dengan urusan administrasi seperti pembuatan silabus pembelajaran.

“Sebagian kerja guru dalam urusan administrasi sudah diambil alih oleh pemerintah,” ujarnya.

Bagi siswa, lanjut Heri, kurikulum baru 2013 juga sangat menguntungkan karena beban pelajaran semakin berkurang dengan berkurangnya jumlah pelajaran dari 16 pelajaran menjadi 13 pelajaran. Tapi untuk jam belajar bertambah dari rata-rata 38 jam dalam seminggu menjadi 40-42 jam belajar dalam seminggu.

Senmentara itu Kepala SMAN 1 Sintang, Edi Sunaryo menilai kurikulum baru 2013 ini cukup bagus karena pendidikan karakter yang selama ini tidak tersentuh dalam kurikulum baru tersebut pendidikan karakter sangat diutamakan.

“Dari segi aspek penilaian pun lebih bagus karena mencakup aspek keagamanan, sosial, pengetahuan dan penerapan pengetahuan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris MKKS SMA Kabupaten Sintang, Undang Setiawan menilai memang ada keharusan kurikulum itu berganti. Tapi masalahnya untuk kurikulum 2013 ini belum ada kesiapan dari sekolah untuk melaksanakannya. Sementara kurikulum ini harus dilaksanakan mulai tahun ajaran baru pada Juli mendatang.

“Banyak sekolah mengeluhkan soal kesiapan pelaksanaan kurikulum baru ini. Karena sampai sekarang guru belum diberikan pengenalan tentang kurikulum tersebut,” katanya.

Selain soal kesiapan dari sekolah, Undang juga melihat pelaksanaan kurikulum baru 2013 diperlukan sarana prasarana yang lengkap karena untuk tingkat SMA, harus ada tiga jurusan (peminatan) yang disediakan untuk dipilih siswa yaitu peminatan kelompok sains, kelompok IPS dan kelompok bahasa.

“Siswa juga bisa memilih lintas peminatan. Ini dibutuhkan 'skill' (keahlian) yang profesional dari para guru,” ujarnya.

Pengambilan peminatan oleh siswa yang dimulai dari kelas X sejak awal masuk SMA juga dinilai cukup merepotkan sekolah karena sekolah harus memiliki guru BK untuk pelaksanaan psikotes. Sementara tidak semua SMA di Kabupaten Sintang memiliki guru BK.

“Konsultan psikolog juga masih jarang. Kalau dulu peminatan siswa ini dilakukan pada kelas XI,” jelas Undang.

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013