Sanggau (Antara kalbar) - Kemacetan yang terjadi akibat truk terperosok di lokasi ruas jalan negara daerah Semuntai Kecamatan Mukok atau Kedukul Kabupaten Sanggau, sejak Minggu malam (5/1) pukul 21.00 WIB, baru bisa terurai pada Senin pagi setelah aparat kepolisian setempat turun tangan mengatur lalu lintas pada sekitar pukul 07.00 WIB.

Pada awalnya polisi menyuruh supir truk yang terperosok itu agar menurunkan muatan kayunya, sehingga mempermudah evakuasi truk tersebut untuk kelancaran jalan. Setelah truk bisa dijalankan, baru arus kendaraan mulai berjalan lancar.

Namun demikian sejumlah orang mengeluhkan kelancaran jalan di Semuntai itu yang baru bisa diuraikan pada Senin pagi. Sebagian penumpang Bus Damri menuju Pontianak ternyata berencana naik pesawat yang dijadwalkan Senin pagi, sehingga bisa dipastikan tiketnya hangus alias tidak bisa dipakai lagi, karena perjalanan dari Semuntai ke Pontianak tidak mungkin bisa memburu jadwal penerbangan jam 09.00 WIB atau jam 10.00 WIB.

Hermanus, salah saerorang penumpang Bus Damri tujuan Pontianak kepada Antara mengatakan, busnya sudah terjebak macet sejak pukul 23.45 WIB pada Minggu malam, di antrean kendaraan yang panjang bisa mencapai sekitar satu kliometer.  Namun bus baru bisa berjalan pelan-pelan sekitar jam 07.00 WIB.

Bapak satu anak itu menceritakan, antrean yang tidak beraturan dan main serobot juga salah satu penyebab kelancaran agak lama terurai.
"Tapi masalah utamanya banyak penumpang, tujuan ke Pontianak karena mau ke bandara untuk terbang lagi pada Senin pagi atau siang ini. Kalau sudah begini yamenangis di batin, karena jam segini kami baru saja lewat dari kemacetan tersebut," ungkapnya.

Ia menduga jalan rusak ini sengaja dikondisikan agar makin rusak, karena kejadian jalan rusak sudah lama dan pemerintah tidak berbuat segera untuk memperbaikinya.

"Apakah pemekaran provnsi menjadi solusi jalan ini bisa lebih baik, atau sama saja parahnya? Jika sulit bagaimana opsi otonomi khusus saja Kalimantan ini, mungkin bisa menjadi solusi buat pembangunan jalan di Kalbar?" gerutunya.

Secara terpisah, Yanto seorang warga yang hendak melakukan pejalanan ke Kuching mengatakan, keluhan terhadap jalan rusak seperti ini tidak pernah ada habisnya sepanjang pemerintah Kalbar atau pemkab tidak bersungguh-sungguh melayani rakyat.

"Cerita jalan rusak seperti tidak ada habisnya di Kalbar ini.Belum tuntas cerita lomba tangkap lele di tengah jalan Bodok, kita pernah disuguhi jalan hancur di kawasan Batang Tarang," katanya.

Yanto melintasi jalan Semuntai pada pagi hari dan beruntung jalan sudah tidak macet, meski tetap harus berhati-hati dengan banyaknya kubangan di tengah jalan.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014