Sekadau (Antara Kalbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau terus melakukan berbagai upaya dalam memaksimalkan penanggulangan bencana, salah satu  upaya tersebut, BPBD menambah peralatan pemadam kebakaran.

"Pihaknya sudah mengusulkan penambahan peralatan pemadam kebakaran sejak tahun 2013. Hasilnya, dari usulan itu, peralatan BPBD bertambah. Penambahan peralatan tersebut berupa 1 unit mobil pemadam, 1 unit mesin sedot merk Tohatsu VC dengan spesifikasi mesin 1.500 liter air per menit. Selain itu, penambahan peralatanan berupa 2 unit mesin pompa banjir," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryadi, Selasa (21/1) di ruang kerjanya.

Menurut dia, adanya penambahan peralatan Damkar ini tentu membantu mempermudah petugas kita dalam penanggulangan bencana, terutama kebakaran.

Sebelumnya, BPBD hanya mengandalkan satu unit mobil pemadam yang siaga di ibukota Kabupaten. Dengan keterbatasan sarana, BPBD cukup kewalahan saat mengatasi bencana kebakaran. Untungnya tugas pemadaman BPBD kerap mendapat bantuan dari sejumlah pihak, termasuk yayasan Bhakti Luhur.

“Sebelum ini, kita hanya ada satu unit mobil pemadam, itupun standby di kota. Kalau kebakaran di daerah, cukup kewalahan juga. Sebagai informasi, di Sekadau beberapa waktu lalu ada beberapa kali yang tertimpa musibah kebakaran dan banjir. Musibah kebakaran pada tahun 2013 sempat beberapa kali terjadi yakni komplek pasar Sekadau yang menghanguskan 6 ruko dan kebakaran pemukiman padat penduduk di Desa Sungai Ringin RT 09/RW 04 Dusun Kapuas 1 Sekadau Hilir menghaguskan 9 rumah, kemudian 6 rumah rusak sedang (sebagian terbakar). Ada 93 jiwa dari 29 KK yang kehilangan tempat tinggal dalam peristiwa itu, bersyukur tidak ada korban jiwa. Kebakaran turut menghanguskan rumah Albertus Pinus, anggota DPRD Sekadau serta salah satu bengkel vulkanisir ban serta rumah pengusaha Sekadau, Kinjau," jelasnya.

Akhmad melanjutkan, tak hanya penanganan kebakaran, bencana lain yang umum yakni banjir, BPBD sudah membentuk kelompok penanggulangan bencana di tujuh Kecamatan untuk membantu petugas BPBD apabila ada musibah kebakaran dan musibah banjir wilayahnya masing-masing. Sejumlah daerah yang kerap menjadi langganan banjir, contohnya Nanga Mahap, Nanga Taman, dan Desa Tanjung.

"Kelompok penanggulangan bencana Kecamatan juga dilengkapi dengan peralatan. Hanya saja peralatan belum dimanfaatkan secara optimal oleh mereka, karena masih minim pengetahuan dan perlu pelatihan penggunaan peralatan. Ya, kita berharap kecamatan lebih proaktif mengusulkan pelatihan bagi petugas yang ada,” tutup alumnus Magister Teknik Universitas Gajahmada Yogyakarta tahun 2002 itu.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014