Sekadau (Antara Kalbar) - Kerusakan ruas jalan sutera akhir-akhir ini menjadi keluhan utama masyarakat, khususnya di wilayah timur Provinsi Kalimantan Barat. Salah satu penyebab kerusakan jalan yakni tingginya arus lalu lintas setiap harinya.

Ribuan kendaraan melintas di sepanjang jalan sutera. Sebagian diantaranya adalah kendaraan ekspedisi yang membawa muatan berat, bahkan melebihi kapasitas kemampuan daya tahan jalan.

"Saya berpendapat, untuk meminimalisir kerusakan jalan agar tak semakin parah, salah satunya yakni dengan memaksimalkan fungsi jembatan timbang. Jembatan timbang berfungsi untuk memastikan semua kendaraan yang lewat tidak membawa muatan melebihi tonase yang ditentukan. Salah satu jembatan timbang yang ada terletak di Peniti, Kecamatan Sekadau Hilir. Namun, kebedaraan jembatan timbang itu kurang maksimal dan bahkan kerap kosong tanpa petugas," ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Sekadau, Yohanes Jhon, Jumat (24/1).

Dia menambahkan, pengoperasian jembatan timbang merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi Kalbar melalui instansi terkait. Karenanya, pemerintah Kabupaten tidak dapat mencampuri urusan itu. J

"Jembatan timbang itu kewenangan provinsi, Pemkab tidak bisa ikut campur. Memang jika dioperasikan secara optimal, jembatan timbang bisa membantu antisipasi kerusakan jalan karena kendaraan yang mebawa muatan berlebih akan disortir sesuai kemampuan jalan," katanya.

Meski Pemkab tidak punya kewenangan untuk mencampuri urusan jembatan timbang, kata Yohanes, Pemkab Sekadau tidak tinggal diam.

Mengerti akan kondisi yang dialami masyarakat, Sekda mengharapkan Pemprov Kalbar agar memaksimalkan fungsi jembatan timbang sebagaimana mestinya. "Misalnya, ditempatkan petugas yang siap 'standby' (siaga supaya tidak ada kendaraan yang lewat membawa muatan berlebih. Kita berharap Pemprov memperhatikan hal ini,” pungkasnya.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014